Manado – 45 anggota DPRD Provinsi Sulawesi Utara menjalani reses pertama 2019. Masa reses dilaksanakan 4 sampai 12 April 2019.
Bertempat di Kelurahan Karame, Lingkungan 3, anggota DPRD Sulut, Hi. Amir Liputo, menyapa dan menyerap aspirasi masyarakat lewat reses I di tahun 2019 pada Selasa (9/4/2019) malam.
Aspirasi masyarakat soal masalah proyek balai sungai dan penerangan jalan terangkat.
“Kelanjutan dari proyek balai sungai ini sudah sejauh mana dampaknya untuk masyarakat kami, terutama untuk rumah yang sudah dibongkar karena kena pembebasan lahan proyek balai sungai untuk sertifikatnya mau dikemanakan? Kemudian untuk lampu jalan banyak yang sudah tidak berfungsi,” ujar Yusuf, warga setempat.
Masalah proyek balai sungai dijanjikan Amir Liputo akan mengundang balai sungai untuk didengarkan sejauh mana proyek ini berjalan.
“Selesai Pemilu nanti akan diundang balai sungai ke DPRD. Juga didengar masukan aspirasi masyarakat soal proyek balai sungai ini. Lampu jalan akan dikonsultasikan dengan Pemkot Manado,” terang Liputo.
Masalah penanganan pedagang kaki lima (PKL) di pusat kota Manado juga disampaikan kepada Amir Liputo.
“Jangan sampai ketika kami berjualan di bulan Ramadhan ini kejar-kejaran dengan petugas Satpol PP,” jelas Adrus, warga setempat.
Terkait aspirasi warga agar diizinkan berjualan di lokasi tertentu yang sebelumnya dilarang, Amir Liputo berjanji akan meneruskan kepada walikota Vicky Lumentut.
“Nanti saya akan konsultasikan dengan pak walikota. Pastinya kan setiap tahun bisa,” terang Liputo.
Reses Amir Liputo juga dihadiri perwakilan pemerintah dan tokoh agama.
Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Utara daerah pemilihan (Dapil) Kota Manado, Siska R.O Mangindaan, MSi, melaksanakan reses di Kelurahan Malalayang Satu Barat, Lingkungan 4, Jalan Sea, Lorong Tuminting I, Selasa (9/4/2019) malam.
Berbagai aspirasi masyarakat disampaikan kepada legislator Partai Demokrat ini, diantaranya aspirasi infrastruktur, kesehatan, pendidikan, sosial dan lainnya.
“Ada program Kube dari Dinas Sosial bagi ibu-ibu bisa untuk usaha katering dan program pelatihan BLK dilatih berbagai keterampilan dibiayai pemerintah melalui Disnakertrans,” jelas Siska.
Bagi masyarakat yang belum memiliki pekerjaan, lanjut Siska Mangindaan, Pemprov Sulut bekerjasama dengan manajemen perusahaan melaksanakan job fair.
“Job fair dilaksanakan tiga kali dalam setahun yakni lelang lowongan pekerjaan dari perusahaan-perusahaan swasta. Job fair diumumkan terbuka,” tandas putri EE Mangindaan ini.
Pembangunan infrastruktur tidak memperhatikan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang berdampak banjir juga terangkat pada reses Siska Mangindaan.
Diutarakan Yerry, warga Kelurahan Malendeng, Kecamatan Paal Dua, pembangunan Manado Outer Ringroad tahap I Winangun-Maumbi berdampak negatif menjadi penyebab banjir ketika hujan deras meskipun tidak lama di sejumlah kawasan di Kecamatan Paal Dua dan Kecamatan Tikala.
“Hingga sekarang tidak ada penanganan konprehensif dari pemerintah,” ujar Yerry.
Siska Mangindaan berjanji menindaklanjuti aspirasi tersebut kepada pemerintah kota, pemerintah provinsi dan pemerintah pusat.
“Pembangunan jalan pasti berdampak pada perubahan bentang alam apalagi di kawasan ringroad berdiri banyak perumahan. Ke depan penanganan kerusakan lingkungan menjadi prioritas pemerintah,” tukas Siska Mangindaan yang kembali berjuang merebut kursi DPR Sulut pada Pemilu legislatif 17 April 2019 mendatang.
Diketahui, reses Siska Mangindaan dihadiri pemerintah setempat, tokoh agama dan masyarakat umum, diakhiri penyerahan kursi roda secara simbolis kepada salah-satu warga.
Galian C di Desa Kalasey, Kecamatan Mandolang, Kabupaten Minahasa telah merusak mata air warga.
Demikian salah-satu aspirasi yang terangkat pada reses Wakil Ketua DPRD Provinsi Sulawesi Utara, Wenny Lumentut, ketika menggelar reses di Pantai Indah Kalasey, Jumat (5/4/2019) siang.
“Galian C sudah merusak mata air sebagai sumber kehidupan. Kami juga kecewa kunjungan DPRD ke perusahaan galian C lalu tidak melibatkan warga,” ujar Hukum Tua Kalasey Satu, Lely Tonggari.
Wakil Ketua DPRD Sulut, Wenny Lumentut, berjanji menindaklanjuti aspirasi warga terkait galian C.
“Ini aspirasi penting dan kami dari DPRD akan menindaklanjuti serius. Silakan datang ke kantor DPRD kita bicarakan, pastinya kami akan memanggil pihak pengusaha galian C itu,” tandas Ketua Partai Gerindra yang juga Caleg DPRD Sulut Dapil Minahasa dan Tomohon ini.
Wenny Lumentut juga menggelar reses di Desa Rumengkor Raya, Kecamatan Tombulu, Kabupaten Minahasa, Rabu (10/4/2019) pagi.
Dihadiri sekitar 1000 warga, sejumlah aspirasi disampaikan kepada Wenny Lumentut, diantaranya aspirasi bidang ekonomi, infrastruktur, kesehatan, pendidikan, pertanian, perkebunan dan lainnya.
“Kami minta bapak Wenny Lumentut menyampaikan aspirasi kami kepada pemerintah terkait harga cengkih dan kopra turun,” jelas sejumlah warga Rumengkor raya.
Wenny Lumentut mengatakan bahwa dia sering mengonsultasikan dengan pemerintah terutama kepada Gubernur Olly Dondokambey terkait cengkih dan kelapa yang merupakan komoditi andalan Sulawesi Utara.
“Saya sementara perjuangkan untuk penghapusan pajak pertambahan nilai (PPN) cengkih dan kelapa. Nanti pemberlakukan PPN ketika cengkih sudah menjadi rokok dan kelapa jadi minyak goreng,” terang Wenny Lumentut.
Desa Rumengkor Raya juga memiliki akses jalan pertanian yang terkoneksi langsung dengan Desa Kaleosan dan Desa Sampiri di Kabupaten Minahasa Utara.
Namun disayangkan, kondisi jalan belum aspal permanen menyulitkan masyarakat desa di dua kabupaten tersebut untuk saling bepergian dan memasarkan produk perkebunan.
“Kami berharap pak Wenny Lumentut sebagai wakil rakyat dapat memperjuangkan kepada pemerintah untuk membangun jalan permanen karena ruas itu merupakan akses perhubungan vital masyarakat Minahasa dan Minahasa Utara,” terang Yerry Lengkong.
Wenny Lumentut yang dikenal memiliki kedekatan dengan Gubernur Olly Dondokambey meminta kepada pemerintah dan masyarakat memasukkan proposal pembangunan jalan disertai data ukuran lebar dan panjang jalan.
“Nanti masukkan kepada saya bawa di kantor DPRD. Saya akan perjuangkan karena pengalaman selama ini dari 10 proposal yang masuk terealisasi 11. Artinya, setiap aspirasi yang dimasukkan tertulis berupa proposal wajib saya perjuangkan,” tandas Wenny Lumentut yang dinobatkan sebagai salah-satu legislator terbaik oleh wartawan pos DPRD Sulut.
Reses Wenny Lumentut dihadiri perwakilan pemerintah, tokoh agama, tokoh masyarakat, kalangan millennial hingga kaum Lansia.
(AdvertorialDPRDSulut/JerryPalohoon)