Manado – Puluhan orang berkumpul di zero point atau pusat kota Manado sehubungan dengan peringatan Hari Buruh Internasional, Rabu (1/5/2019).
Aksi May Day didukung oleh Koalisi Gerakan Buruh Sulawesi Utara dengan tema “Buruh bukan budak, segera penuhi hak-hak buruh!”
Tuntutan mereka antara lain, tolak upah murah, hapus sistem kerja kontrak, cabut PP 78 tahun 2015 tentang pengupahan, tangkap dan adili perusahaan yang nakal, wujudkan kesejahteraan buruh dan lindungi hak-hak buruh perempuan.
Seperti diungkapkan koordinator lapangan, Christian Tamusala, buruh saat ini hanya dijadikan alat oleh perusahaan.
“Melihat kondisi saat ini buruh dari dulu sampai sekarang hanya dijadikan alat pencari modal bagi kekuasaan dan dunia industri. Banyak buruh yang di PHK secara sepihak tanpa perusahaan itu melihat apakah pesangon dibayarkan atau tidak. Negara membiarkan ketika ada perusahaan-perusahaan nakal seperti itu,” ungkap Tamusala.
Sementara sistem kerja kontrak atau menurut Tamusala adalah perbudakan bagi kaum buruh.
“Kontrak kerja kami anggap perbudakan bagi kaum buruh. Buruh di sini menjual tenaga bukan nyawa karena sering fasilitas perusahaan itu kurang sehingga berdampak kerugian bagi kaum buruh,” pungkas Tamusala.
(FerryTumimomor)