Badung – Sejumlah pimpinan Perguruan Tinggi di Sulawesi Utara menghadiri Aksi Kebangsaan dan Deklarasi Menolak Radikalisme di Paninsula Island Kabupaten Badung Provinsi Bali, Selasa (26/9/2017). Kegiatan tersebut diikuti oleh Perguruan Tinggi se-Indonesia.
Beberapa diantaranya yaitu mewakili Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pariwisata (STIEPAR) Manado, UNSRAT Manado, UNIMA Tondano, ITM Tomohon, STIKiP Manado, Politeknik Manado dan AKPER Gunung Maria Tomohon.
Isi dari deklarasi tersebut antara lain menyatakan:
Pertama, bahwa perguruan tinggi adalah pusat pusat pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang bertujuan menemukan dan menegakkan kebenaran serta memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi bangsa, negara dan kemanusiaan.
Kedua, bahwa muncul kecenderungan dan berkembangnya ajaran-ajaran atau faham yang bersifat radikal di Indonesia yang mengajarkan kekerasan dalam mencapai tujuan, dengan mengatasnamakan suku, agama, ras dan antar golongan, atau yang bertentangan dengan Pancasila, adalah keadaan yang membahayakan bangsa, negara dan kemanusiaan.
Ketiga, bahwa perguruan tinggi se-Indonesia harus mengambil sikap jelas dan tegas dalam memecah, melawan radikalisme dan mengambil peran nyata dalam membela Pancasila dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagai wujud kepedulian dan tanggung jawab kepada dan negara Indonesia.
Atas dasar pemikiran tersebut, maka disimpulkan bahwa dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, para pimpinan Perguruan Tinggi se-Indonesia menyatakan:
- Satu ideology, Pancasila
- Satu konstitusi, UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945
- Satu negara, Negara Kesatuan Republik Indonesia
- Satu semboyan, Bhineka Tunggal Ika
- Satu tekad, melawan radikalisme dan intoleransi
Terkait hal ini, Ketua STIEPAR Manado Dr Drevy D Malalantang SSi SE MPd MM, kepada BeritaManado.com mengatakan bahwa memang sudah selayaknya dunia pendidikan mempertegas eksistensinya.
“Perguruan Tinggi juga punya peran strategis membentuk pribadi anak bangsa menjadi generasi yang nasionalis, toleran dan solider dan bukan sebaliknya. Kegiatan ini adalah momentum kebangsan yang harus jadi inspirasi untuk merawat kebhinekaan NKRI,” katanya. (frangkiwullur)