Airmadidi-Masyarakat Minahasa Utara (Minut) harus meningkatkan kewaspadaan terhadap aktifitas anjing rabies.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Minut dr Sandra Rotty mengatakan, jumlah Lyssa atau orang yang terjangkit virus rabies dan meninggal dunia, cukup tinggi.
Dijelaskannya, untuk tahun 2015 sebanyak 573 kasus gigitan, yang mendapat penanganan suntikan Vaksin Anti Rabies (VAR) sebanyak 373, dan yang dinyatakan terjangkit serta meninggal sebanyak 5 orang.
Sementara itu untuk tahun 2016 sampai dengan bulan Maret, Minut memiliki 264 kasus gigitan anjing, 23 yang menerima VAR dan 2 orang yang dinyatakan Lyssa dan meninggal dunia.
“Jumlah ini cukup tinggi sehingga masyarakat harus waspada. Oleh karena itu jika ada yang digigit anjing bisa langsung memeriksakan diri di Puskesmas atau dokter terdekat. Jika itu anjing rabies, secepatnya disuntik VAR,” kata Rotty, baru-baru ini.
Rotty menghimbau untuk warga yang gemar memelihara anjing, hendaknya rutin memeriksakan kesehatan hewan mereka, dan menyuntik anti rabies.
Sementara itu, Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular (P2M), Handri Ratuwongo menambahkan Puskesmas yang kehabisan stok VAR bisa menghubungi Dinkes.
“Caranya, Puskesmas tempat ditemukannya kasus gigitan, melaporkan kasus, kemudian membuat permohonan ke Dinas Kabupaten untuk mendapatkan VAR. Prosesnya hanya satu hari saja,” terang Ratuwongo.(findamuhtar)
Airmadidi-Masyarakat Minahasa Utara (Minut) harus meningkatkan kewaspadaan terhadap aktifitas anjing rabies.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Minut dr Sandra Rotty mengatakan, jumlah Lyssa atau orang yang terjangkit virus rabies dan meninggal dunia, cukup tinggi.
Dijelaskannya, untuk tahun 2015 sebanyak 573 kasus gigitan, yang mendapat penanganan suntikan Vaksin Anti Rabies (VAR) sebanyak 373, dan yang dinyatakan terjangkit serta meninggal sebanyak 5 orang.
Sementara itu untuk tahun 2016 sampai dengan bulan Maret, Minut memiliki 264 kasus gigitan anjing, 23 yang menerima VAR dan 2 orang yang dinyatakan Lyssa dan meninggal dunia.
“Jumlah ini cukup tinggi sehingga masyarakat harus waspada. Oleh karena itu jika ada yang digigit anjing bisa langsung memeriksakan diri di Puskesmas atau dokter terdekat. Jika itu anjing rabies, secepatnya disuntik VAR,” kata Rotty, baru-baru ini.
Rotty menghimbau untuk warga yang gemar memelihara anjing, hendaknya rutin memeriksakan kesehatan hewan mereka, dan menyuntik anti rabies.
Sementara itu, Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular (P2M), Handri Ratuwongo menambahkan Puskesmas yang kehabisan stok VAR bisa menghubungi Dinkes.
“Caranya, Puskesmas tempat ditemukannya kasus gigitan, melaporkan kasus, kemudian membuat permohonan ke Dinas Kabupaten untuk mendapatkan VAR. Prosesnya hanya satu hari saja,” terang Ratuwongo.(findamuhtar)