Minut, BeritaManado.com — Marco Tirajoh, Warga Airmadidi, Minahasa Utara (Minut), Sulawesi Utara (Sulut), diduga meninggal tak wajar di Kamboja.
Informasi tersebut dibenarkan oleh pihak keluarga.
Kakak Marco, Lidya Tirajoh, mengatakan pihak keluarga mendapatkan kabar duka sekitar Pukul 16.00 WITA, Kamis (2/1/2025).
Menurut Lidya Tirajoh, informasi itu diterima keluarga dari teman Marco yang juga berada di Kamboja.
“Kemudian kami memastikan ke Kedubes RI di Kamboja, dan mendapatkan kebenaran kabar itu,” kata Lidya kepada BeritaManado.com, Kamis.
Sontak, Lidya dan keluarga di Minut syok.
Apalagi kontak terakhir dengan Marco terjadi pada malam 31 Desember 2024.
“Malam tahun baru kami masih video call. Dia (Marco) berencana pulang dan jadwalnya 1 Januari 2025 sudah di Indonesia,” ujar Lidya.
Lidya sama sekali tidak menyangkah adiknya berpulang secepat itu.
Apalagi, dengan penyebab yang masih simpang siur.
“Semula kami sempat dengan kabar kalau dia dibunuh. Selanjutnya ada informasi lagi karena serangan jantung,” bebernya.
Dikatakan, selama bekerja di Kamboja, Marco tidak pernah menunjukkan gelagat aneh.
Bahkan, lanjut Lidya, Marco rajin menelpon, dan memberikan kabar kepada keluarga.
“Dia selalu ceria. Makanya keluarga kaget mendapatkan kabar ini,” katanya
Kabar duka berpulangnya Marco membuat Barnabas Tirajoh dan Altje Mangeke terpukul.
Ayah dan ibu dari almarhum ingin segera melihat jenazah anaknya.
Mereka bingung harus menghubungi siapa untuk mengurusi kepulangan jenazah anak tercinta.
“Sekarang terus berusaha pak. Kami hanya warga awam, bingung dengan kondisi seperti ini,” tutur Lidya.
Ia berharap pemerintah di Sulut sebeban dengan dukacita keluarga, dan segera membantu kepulangan jenazah Marco.
Harapan besar keluarga turut dialamatkan kepada Gubernur Sulut terpilih, Yulius Selvanus.
“Tolong pak Yulius, kami bingung. Kami ingin adik kami dimakamkan di Minut,” pintanya.
Terpisah, Kepala Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Sulut, Hendra Makalalag, yang dihubungi BeritaManado.com, mengaku belum mendapatkan berita ini.
Meski begitu, Hendra menegaskan segera berkoordinasi dengan pusat untuk mencari tau detil informasi yang menimpa warga Sulut di Kamboja tersebut.
“Nanti kami segera kabari jika mendapat respon pusat,” tandasnya.
(Alfrits Semen)