Manado – Untuk mewujudkan visi pendidikan tinggi yang bermutu serta kemampuan iptek dan inovasi untuk mendukung daya saing bangsa, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi secara terus menerus berupaya meningkatkan akses, relevansi, dan mutu pendidikan tinggi untuk menghasilkan tenaga professional dan terampil berpendidikan tinggi.
Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, sejak tahun 2014 – 2015 Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan di bawah naungan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, telah merintis
pembelajaran daring untuk meningkatkan akses pendidikan tinggi bermutu yang fleksibel dan terjangkau melalui penerapan Pembelajaran Daring Indonesia Terbuka dan Terpadu (PDITT).
PDITT secara resmi diluncurkan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia pada tanggal 15 Oktober 2014. Pada tahun 2016 penerapan pembelajaran daring ini berganti nama menjadi Sistem Pembelajaran Daring (SPADA) Indonesia, dengan terus meningkatkan akses belajar mahasiswa terhadap mata kuliah bermutu dari dosen-dosen Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan
Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di seluruh Indonesia.
Dalam Sosialisasi Pendidikan Jarak Jauh dan Bantuan Dana SPADA Indonesia tahun 2019 yang digelar Rabu (6/3/2019), di Unsrat Manado, Rektor Universitas Sam Ratulangi yang diwakili oleh Wakil Rektor 1 Bidang Akademik Prof. Dr. Ir. Grevo Soleman Gerung M.Sc dalam sambutannya berharap Belmawa bisa mengadopsi pembelajaran jarak jauh, sehingga ia harapkan transfer kredit bisa menjadi lebih mudah, ketika harus memasukkan atau mentransfer mata kuliah-mata kuliah yang diajarkan oleh perkuliahan daring ke Universitas yang satu ke universitas yang lain.
“Dengan ini sudah berjalan bagus, kedepan kita juga memikirkan untuk bisa go to internasional dengan mata kuliah daring,” kata Prof Grevo Gerung.
Wakil Rektor bidang Akademik ini juga berharap, kedepan tidak boleh ada program studi yang mengklaim itu adalah ilmunya sendiri, sebab menurutnya ilmu pengetahuan itu adalah universal/milik semua orang, sehingga dengan perkuliahan daring mestinya menjadi sama semuanya dan apa yang diharapkan pemerintah kedepan, bahwa Indonesia akan menghasilkan Sumber Daya Manusia yang bisa menguasai teknologi akan menjadi kenyataan.
“Saya harap semua bisa mendapatkan Dana Bantuan SPADA, sehingga dalam waktu dekat bisa bersama-sama kita manfaatkan dan kita bisa menuju ke Revolusi 4.0 melalui perkuliahan daring,” ujar Prof Grevo Gerung menutup sambutannya.
Diketahui dalam rangka kesinambungan program, tahun 2019 ini akan dilakukan akselerasi program SPADA Indonesia, di mana diharapkan dapat mencapai 22 (dua puluh dua) paket mata kuliah
daring.
Untuk mewujudkan hal tersebut, Direktorat Pembelajaran, Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, menawarkan bantuan dana SPADA Indonesia untuk pengembangan dan penyelenggaraan mata kuliah daring, mata kuliah hybrid/blended learning, dan materi
terbuka.
Program ini dapat diikuti oleh seluruh PTN dan PTS di Indonesia. Agar bantuan dana SPADA Indonesia ini dapat berjalan efektif dan efisien, maka disusun panduan bantuan dana pengembangan dan penyelenggaraan SPADA Indonesia dengan harapan dapat memudahkan
perguruan tinggi dalam penyusunan proposal dan kegiatan pelaksanaannya.
(***/PaulMoningka)