Manado – Reses anggota DPRD Provinsi Sulawesi Utara, Billy Lombok SH, di daerah pemilihan kabupaten Minahasa Selatan dan Minahasa Tenggara, pekan ini, menerima berbagai keluhan dari masyarakat.
Di desa Tenga, kabupaten Minahasa Selatan, masyarakat mengeluhkan lampu penerangan desa, fasilitas UMKM mesin jahit, dan alat katering serta jembatan penyeberangan.
“Jembatan penyeberangan sudah sangat mendesak untuk menyalurkan hasil perkebunan, setiap bulan puluhan ton kami butuhkan untuk disalurkan, dari hasil itu yang kemudian dipakai untuk membiayai sekolah dan kuliah anak anak, mohon bantuan pemerintah,” jelas Sonny Lintong.
Di daerah Amurang Minsel masyarakat menyayangkan perhatian pemerintah terhadap pariwisata masih minim. Investasi Hotel Sutanraja miliaran rupiah terancam mubasir tidak ditindaklanjuti program pariwisata dari Pemkab Minsel.
“Lebih 100-an pegawai asli daerah disana, belum lagi bahan makanan dari petani, kami melihat investasinya terancam mubasir padahal kapan lagi masuk 80 miliar nilai investasi seperti ini di Minsel, mohon sampaikan ke pemerintah daerah Minsel investasi harusnya di proteksi, apa kegiatan pariwisata yang konkrit, banyak MoU katanya sudah di tanda-tangani,” terang Resi Mewengkang.
Soal UMKM masyarakat meminta agar program pemerintah tepat sasaran. Misalnya bantuan 1 panstove harus mewakili kelompok terdiri 10 anggota. “Regulasi ini harus dirubah, agar masyarakat merasa di bantu pemerintah,” tukas seorang ibu di Molinow yang meminta namanya tidak dipublikasikan.
Menanggapi ini, anggota DPRD Billy Lombok, berkomitmen akan memperjuangkan sesuai kewenangan pemerintah provinsi.
“Banyak pekerjaan rumah harus diselesaikan pemerintah Minsel dan Mitra, saya sudah mendengar dan menyaksikan kebutuhan bapak ibu, bahkan keluhan tentang pupuk yang sulit dicari, bibit yang rusak, serta perhatian kepariwisataan, dan banyak hal lagi, semua aspirasi penting, ada hal yang kami teruskan ke pemkab dan ada pemprov,” tutur ketua pemuda Sinode GMIM periode 2005-2014 ini. (JerryPalohoon)