Manado – Lima detik waktu yang singkat untuk membuka dan menentukan pilihan dalam bilik suara, namun dampaknya akan terasa dan menentukan keadaan dan kondisi lima tahun berikutnya.
Sebuah perubahan terhadap tatanan kehidupan yang lebih baik dengan peningkatan strata sosial masyarakat dalam bentuk perbaikan pendapatan dan kehidupan perekonomian menjadikan suatu parameter terhadap kondisi kota Manado yang lebih baik.
Apalagi di bawah kendali pemimpin yang memang bersih dan merakyat dengan sebuah keikhlasan hati melayani dan membangun, menjadi suatu impian hampir seluruh warga Kota Manado.
Sedianya dalam tatanan kehidupan dan perekonomian yang lebih baik inilah sosok Dr Harley Mangindaan dan Jemmy Asiku memilih untuk mengabdikan diri dalam pencalonan calon walikota dan wakil walikota Manado lima tahun ke depan track record tampa celah dalam sebuah teropong yang namanya korupsi menjadi salah satu hal yang paling utama menjadikan keduanya serbagai figur yang mendapatkan apresiasi positif nyaris di seluruh elemen warga masyarakat kota Manado.
Sebab pemilihan kepala daerah bukanlah pemilihan tokoh agama atau pun kelompok tertentu melainkan sebuah representasi akan figur yang akan menjadi nahkoda uyang baik dan bersih untuk warga kota Manado.
Dari sekian banyak dukungan yang kian mengkristal terhadapa pasangan calon nomor urut 1 ini. Diantara tersebut beberapa nama tokoh besar umat Muslim yang memberikan apresiasi positif akan figur kedua pemimpin muda ini.
Tercatat politisi kawakan sekelas Djitro Tamengge, kemudian penasehat Al Khairaat H Sahil Mulachele, imam mesjid Al Masyhur kelurahan Istiqlal H. Thaha Bachmid, hingga tokoh ternama sekelas Habib Husein Assagaf, dan pemimpin pondok Pesantren Karya Pembangunan KH. Rizali M Noor, turut memberikan support dan amanah bagi kedua pasangan ini.
Dalam sejumlah kesempatan berbeda hampir semua tokoh tersebut di atas memberikan wejangan serta amanah akan kepemimpinan terhadap kota Manado nantinya. Seperti yang ditandaskan H Sahil Mulachele dikediamannya yang kala itu mewanti-wanti akan kepemimpinan yang adil terhadap semua elemen warga kota Manado menjadi sebuah titipan khusus kepada pasangan Mangindaan-Asiku.
Selebihnya, dengan sangat merakyatnya keluarga Mangindaan memberi andil positif akan perkembangan kelurahan Istiqlal di Manado atau yang lebih dikenal dengan sebutan Kampung Arab ini, telah memunculkan kesan mendalam bagi imam masjid Al Masyhur Thaha Bachmid. Kepada Asiku yang bertatap muka bersamanya beberapa waktu lalu pun mengisahkan tentang sangat merakyatnya figur Mangindaan.
“Mangindaan sudah menjadi bagian dari warga Kampung Arab,” tegas H Thaha Bachmid.
Hal senada pun disampaikan seorang politisi kawakan dan menjadi sesepuh Partai Persatuan Pembanginan, H Djitro Tamengge yang merasa Harley Mangindaan sudah menjadi bagian layaknya keluarganya sendiri.
Hal ini bukannya tanpa alasan, dalam sejarah perpolitikan yang dilaluinya nilai kebajikan dan prinsip kebenaran pun dilakoninya bersama sosok Mangindaan senior (EE Mangindaan, red), sehingga hal inilah yang diyakininya mampu diteruskan oleh sosok Harley Mangindaan ketika nantinya terpilih menjadi pemimpin kota Manado sebagai seorang walikota nantinya.
Tak ketinggalan pula nama besar seorang Habib Husein Assagaf, yang dikenal sebagai ketua penasihat Syarikat Islam Sulut, yang mengatakan pemimpin haruslah mempunyai kemampuan di bidangnya. Berkaitan dengan ekonomi, Assagaf mengatakan pemimpin ke depan haruslah memiliki kemampuan enterpreneurship yang baik, sehingga warga bisa terus terdorong meningkatkan ekonominya.
Dan secara khusus Assagaf meminta Mangindaan Asiku membenahi beberapa hal yang ada di Manado, misalnya, pasar tradisional yang tak nyaman, pembangunan fisik yang tak maksimal, sampai kemacetan.
Sementara KH. Rizali M Noor, Kepala Pengasuh Pondok Pesantren Karya Pembangunan Kombos Manado, menilai Mangindaan Asiku yang notabene masih muda ini merupakan kader bangsa yang memiliki daya juang dan kredibilitas personal yang baik. Dia juga mengingatkan pemimpin, haruslah ikhlas, rela melayani dan membangun, serta berkorban untuk masyarakat.
Akhirnya dalam kemajemukan dan pluralitas kota MAnado dirasa perlu adanya perubahan yang mampu mempersatukan seluruh elemen tanpa sekat layaknya slogan bangsa ini yang sampai sekarang hingga kapan [un tetap menjungjung persatuan dan kesatuan dalam sebiah slogan Bhinneka Tunggal Ika, berbeda beda namun tetap satu. (ads)
Manado – Lima detik waktu yang singkat untuk membuka dan menentukan pilihan dalam bilik suara, namun dampaknya akan terasa dan menentukan keadaan dan kondisi lima tahun berikutnya.
Sebuah perubahan terhadap tatanan kehidupan yang lebih baik dengan peningkatan strata sosial masyarakat dalam bentuk perbaikan pendapatan dan kehidupan perekonomian menjadikan suatu parameter terhadap kondisi kota Manado yang lebih baik.
Apalagi di bawah kendali pemimpin yang memang bersih dan merakyat dengan sebuah keikhlasan hati melayani dan membangun, menjadi suatu impian hampir seluruh warga Kota Manado.
Sedianya dalam tatanan kehidupan dan perekonomian yang lebih baik inilah sosok Dr Harley Mangindaan dan Jemmy Asiku memilih untuk mengabdikan diri dalam pencalonan calon walikota dan wakil walikota Manado lima tahun ke depan track record tampa celah dalam sebuah teropong yang namanya korupsi menjadi salah satu hal yang paling utama menjadikan keduanya serbagai figur yang mendapatkan apresiasi positif nyaris di seluruh elemen warga masyarakat kota Manado.
Sebab pemilihan kepala daerah bukanlah pemilihan tokoh agama atau pun kelompok tertentu melainkan sebuah representasi akan figur yang akan menjadi nahkoda uyang baik dan bersih untuk warga kota Manado.
Dari sekian banyak dukungan yang kian mengkristal terhadapa pasangan calon nomor urut 1 ini. Diantara tersebut beberapa nama tokoh besar umat Muslim yang memberikan apresiasi positif akan figur kedua pemimpin muda ini.
Tercatat politisi kawakan sekelas Djitro Tamengge, kemudian penasehat Al Khairaat H Sahil Mulachele, imam mesjid Al Masyhur kelurahan Istiqlal H. Thaha Bachmid, hingga tokoh ternama sekelas Habib Husein Assagaf, dan pemimpin pondok Pesantren Karya Pembangunan KH. Rizali M Noor, turut memberikan support dan amanah bagi kedua pasangan ini.
Dalam sejumlah kesempatan berbeda hampir semua tokoh tersebut di atas memberikan wejangan serta amanah akan kepemimpinan terhadap kota Manado nantinya. Seperti yang ditandaskan H Sahil Mulachele dikediamannya yang kala itu mewanti-wanti akan kepemimpinan yang adil terhadap semua elemen warga kota Manado menjadi sebuah titipan khusus kepada pasangan Mangindaan-Asiku.
Selebihnya, dengan sangat merakyatnya keluarga Mangindaan memberi andil positif akan perkembangan kelurahan Istiqlal di Manado atau yang lebih dikenal dengan sebutan Kampung Arab ini, telah memunculkan kesan mendalam bagi imam masjid Al Masyhur Thaha Bachmid. Kepada Asiku yang bertatap muka bersamanya beberapa waktu lalu pun mengisahkan tentang sangat merakyatnya figur Mangindaan.
“Mangindaan sudah menjadi bagian dari warga Kampung Arab,” tegas H Thaha Bachmid.
Hal senada pun disampaikan seorang politisi kawakan dan menjadi sesepuh Partai Persatuan Pembanginan, H Djitro Tamengge yang merasa Harley Mangindaan sudah menjadi bagian layaknya keluarganya sendiri.
Hal ini bukannya tanpa alasan, dalam sejarah perpolitikan yang dilaluinya nilai kebajikan dan prinsip kebenaran pun dilakoninya bersama sosok Mangindaan senior (EE Mangindaan, red), sehingga hal inilah yang diyakininya mampu diteruskan oleh sosok Harley Mangindaan ketika nantinya terpilih menjadi pemimpin kota Manado sebagai seorang walikota nantinya.
Tak ketinggalan pula nama besar seorang Habib Husein Assagaf, yang dikenal sebagai ketua penasihat Syarikat Islam Sulut, yang mengatakan pemimpin haruslah mempunyai kemampuan di bidangnya. Berkaitan dengan ekonomi, Assagaf mengatakan pemimpin ke depan haruslah memiliki kemampuan enterpreneurship yang baik, sehingga warga bisa terus terdorong meningkatkan ekonominya.
Dan secara khusus Assagaf meminta Mangindaan Asiku membenahi beberapa hal yang ada di Manado, misalnya, pasar tradisional yang tak nyaman, pembangunan fisik yang tak maksimal, sampai kemacetan.
Sementara KH. Rizali M Noor, Kepala Pengasuh Pondok Pesantren Karya Pembangunan Kombos Manado, menilai Mangindaan Asiku yang notabene masih muda ini merupakan kader bangsa yang memiliki daya juang dan kredibilitas personal yang baik. Dia juga mengingatkan pemimpin, haruslah ikhlas, rela melayani dan membangun, serta berkorban untuk masyarakat.
Akhirnya dalam kemajemukan dan pluralitas kota MAnado dirasa perlu adanya perubahan yang mampu mempersatukan seluruh elemen tanpa sekat layaknya slogan bangsa ini yang sampai sekarang hingga kapan [un tetap menjungjung persatuan dan kesatuan dalam sebiah slogan Bhinneka Tunggal Ika, berbeda beda namun tetap satu. (ads)