Manado, BeritaManado.com – Tik Tok telah melakukan penandatanganan nota kesepahaman bersama Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk melarang iklan berbayar bermuatan politik.
Hal ini disampaikan Public Policy and Government Relation TikTok Indonesia and Timor Leste, Faris Mufid, di Kantor KPU, Jakarta Pusat, Rabu (15/11/2023).
“TikTok tidak mengizinkan iklan politik dan kebijakan ini berlaku global,” kata Faris, seperti dilansir dari Suara.com jaringan BeritaManado.com.
TikTok kata Faris, berkomitmen untuk memberikan informasi-informasi edukatif berkaitan dengan kepemiluan kepada para pengguna di Indonesia.
“Tanggal 28 nanti kami akan meluncurkan portal kepemiluan di aplikasi TikTok, kami bekerja sama dengan KPU juga, kami sudah koordinasi,” tutur Faris.
Nanti ada informasi dari KPU yang akan kami tampilkan di dalam aplikasi TikTok. Itu selama tiga bulan masa kampanye, kata dia.
Adapun informasi yang akan dimunculkan bersumber dari lembaga penyelenggara pemilu seperti KPU dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) yang sebelumnya juga sudah saling menandatangani nota kesepahaman dengan TikTok.
Sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) menandatangani nota kesepahaman bersama Tiktok untuk menyebarkan informasi tentang penyelenggaraan pemilu yang benar.
Ketua KPU Hasyim Asy’ari menjelaskan informasi tersebut penting disebarkan agar masyarakat bisa meyakini bahwa pemilu akan diselenggarakan tepat waktu, berkualitas, berintegritas, dan demokratis.
Tiktok menjadi salah satu platform yang menjadi strategi komunikasi yang digunakan KPU untuk menyebarkan informasi resmi terkait penyelenggaraan pemilu.
“Dengan kerja sama dengan Tiktok, teman-teman pengelola platform ini bisa membuat kebijakan supaya tidak menyebarluaskan atau ada semacam filter di internal kalau ada pihak yang mengunggah konten atau informasi yang sifatnya fitnah, disinformasi, dan memprovokasi,” kata Hasyim di Kantor KPU, Jakarta Pusat, Rabu (15/11/2023).
“Secara resmi, informasi tentang penyelenggaraan pemilu ini kan di KPU. Kerja sama ini menurut kami penting dan strategis,” tambah dia.
Untuk menyasar pemilih muda, lanjut Hasyim, harus menggunakan cara komunikasi dan cara yang berbeda, salah satunya melalui media sosial TikTok.
“dalam riset-riset yang kami baca di antaranya populer diakses itu adalah TikTok,” tandas Hasyim.
TamuraWatung