Manado, BaritaManado.com – Jamal Mopatu, salah-satu wartawan Sulawesi Utara menyoroti keberadaan media tertentu yang dibuat menjelang Pemilu dan Pilkada.
Hal ini dikatakan Jamal pada kegiatan bertajuk Media Gathering Tahapan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Utara Tahun 2024 di Lapangan Basket Megamas Manado, beberapa waktu lalu.
“Jangan sampai ada media extravaganza, media dibuat hanya untuk Pilkada, tujuan menghajar calon lain. Soal anggaran, acuan media kerjasama dengan KPU seperti apa, apakah media terverifikasi atau bagaimana?” Tanya Jamal Mopatu.
Menjawab pertanyaan jurnalis senior itu, komisioner KPU Sulut, Awaluddin Umbola, mengatakan selain secara terbuka melalui media, sosialisasi juga dilakukan langsung kepada masyarakat.
“Nah, melalui media gathering teman-teman wartawan bisa membantu mensosialisasikan karena sukses Pilkada menjadi harapan kita bersama,” kata Umbola.
Selain bertanya kepada pihak KPU, Jamal juga menanyakan kepada narasumber lainnya, Ferry Liando, terkait bakal calon kepala daerah berstatus mantan narapidana korupsi.
“Saya ingin bertanya, semacam minta fatwa kepada mener Ferry Liando soal calon mantan koruptor. Jangan sudah ditetapkan kemudian dibatalkan, akhirnya terjadi huru hara,” kata Jamal Mopatu.
Menjawab pertanyaan Jamal, Ferry Liando mengawalinya dengan pernyataan sikap pribadi.
“Komitmen soal korupsi, nama saya sudah masuk database KPK, sering diundang jadi narasumber,” tukas Ferry Liando.
Menurut Liando, secara undang-undang tidak ada larangan mantan terpidana korupsi menjadi calon di Pemilu dan Pilkada.
“MK bilang mantan koruptor dilarang nyalon merupakan pelanggaran HAM, tapi masyarakat berkesempatan menilai memilih calon yang tepat,” terang Liando.
Dekan FISIP Unsrat ini memberikan edukasi agar masyarakat mampu menilai reputasi calon yang akan maju di Pilkada.
Sebelum menuntuk hak harus memenuhi kewajiban menjadi warga negara yang baik termasuk tidak melakukan kejahatan korupsi.
“Lihat reputasi calon bukan sekedar prestasi. Kita marah ketika penyelenggara tidak berintegritas, tapi kita tidak mampu memilih calon yang berintegritas,” kata Ferry Liando. (Jrp)