AMSTERDAM – RIUH suasana hall Event Fokker Center Horfdorrp mendadak senyap begitu Lois Tangel Putri Pariwisata Indonesia keluar dengan balutan gaun Batik Minahasa. Di hari terakhir pelaksanaan Sulut Expo Nederland, Sabtu (25/3), Wale Batik Minahasa menghentak dengan menampilkan koleksi karya rancangan Marselina Anggi.
Baca: Batik Minahasa Sukses Pukau Peserta TTI Forum Den Haag, Show dari Holland Ke Polland
Menampilkan koleksi baju Ready to Wear Deluxe berbahan dasar kain katun produksi Wale Batik Minahasa. Ditampilkan dalam beberapa style seperti street style dan evening gown. Dengan perpaduan culture Indonesia yang dikemas secara modern. Rancangan yang ditujukan untuk mendobrak pasar Eropa ini pun benar-benar mencuri perhatian setiap hadirin yang ada.
Koleksi Wale Batik Minahasa di kemas dengan begitu modern namun tetap memiliki unsur traditional.
“Koleksi ini saya rancangkan untuk wanita yang aktif dan tetap ingin tampil trendy dalam balutan sebuah kain traditional,” tutur Marselina Anggi yang sedang dikerumuni berbagai buyer International.
Siluet busana yang dipilih bisa dibilang sederhana namun memiliki philosophy tersendiri untuk sang designer, dengan mengangkat kain Batik Minahasa dengan motif tarian Kabasaran sang designer ingin menyampaikan bahwa wanita adalah sosok yang sederhana tetapi memiliki kekuatan yang tidak kalah dengan seorang pria.
Para model yang tampil diantaranya Lois Tangel yang adalah Putri Pariwisata Indonesia, Sophy America dan Angel Lefrant seorang model professional Belanda dan Charity De Chalone yang adalah runner up Miss Indonechis 2014.
Sebuah tarian setelah memenangkan peperangan ini ternyata tidak hanya diperankan oleh kaum pria namun juga wanita. Itulah cerita dibalik kain batik yang diproduksi oleh Wale Batik Minahasa. Sebuah workshop kecil di sudut kota Manado ini ternyata mampu menembus pasar Eropa.
“Sudah tiba saatnya wanita Indonesia berani untuk tampil menuangkan kreatifitas tanpa batasan layaknya pemenang dalam pertempuran,” imbuh Marselina Anggita.
Sebelumnya, pada tanggal Kamis (23/3), Batik Minahasa juga tampil di Tourism Trade Investment (TTI) Forum di KBRI Den Haag. Tak kurang dari Dubes Indonesia untuk Polandia, Peter Gontha terpukau dengan batik Minahasa dan juga meminta untuk tampil di peringatan HUT Kemerdekaan RI di KBRI Polandia.
Sementara menurut seniman batik Minahasa, Veldy Umbas, merasa berterima kasih kepada public Belanda secara khusus dan Eropa secara umum yang mau menerima Batik Minahasa. Menurutnya Batik Minahasa lahir bukan untuk tujuan profit semata tapi memiliki misa besar untuk melestarikan budaya melalui simbol-simbol pola dan bentuk pada motif kain.
Karena itulah, dirinya berharap melalui geliat batik Minahasa di kancah internasional akan mendorong banyak orang menyadari bahwa batik itu memiliki filosofi dan nilai-nilai local di mana batik dikerjakan secara tradisional (hand made) dan membantu berkembangnya ekonomi kreatif di masyarakat local. (VRU/RDS)