Manado – Seperti tahun-tahun sebelumnya, Hari Batik Nasional tahun ini (2/10/2017) Batik Minahasa menggelar workshop membatik.
Kali ini, Senin (2/10/2017) workshop dilakukan bersama anak-anak yatim di rumah produksi Batik Minahasa Komplek Perumahan PDK Malalayang.
Bersama, Ikatan Putra-Putri Batik Minahasa (IPPBM) anak-anak ini diajarkan bagaimana proses membuat batik tulis, mulai dari menggambar motif pada kain, mencanting dengan menggunakan lilin (malam), hingga mewarnai.
Menurut ketua IPPBM, Orlando Kaurouw, kegiatan ini merupakan agenda rutin yang sudah dilakukan selama Wale Batik Minahasa hadir sejak tahun 2014 atau kurang lebih 3 tahun berturut-turut.
“Kegiatan ini kami lakukan secara rutin agar generasi muda Sulawesi Utara semakin menyadari nilai dari batik dengan memahami proses pembuatan secara benar. Karena masih banyak orang yang sebenarnya belum bisa membedakan mana itu batik, mana itu kain printing. Jadi kegiatan ini akan terus kami gelar bukan saja di hari batik tapi di even-even penting seperti 17 Agustus dan hari-hari lain,” jelas Orlando.
Batik Minahasa sendiri berdiri untuk melestarikan nilai-nilai budaya Minahasa dan Sulawesi Utara dengan memindahkan simbol-simbol tradisional kedalam kain yang diproses dengan teknik membatik yang benar.
Karena itu, menurut founder Wale Batik Minahasa, Veldy Umbas, batik Minahasa diniatkan untuk melestarikan budaya tinggi di Sulawesi Utara.
Berbagai motif-motif seperti Toar Lumimuut, daong gedi, Bunga Tawaang, Waruga, Burung Manguni, Kabasaran, Maengket, Kolintang, dsb., diangkat dalam kain batik Minahasa agar nanti artefak budaya tinggi tersebut bisa tersimpan rapih pada sehelai kain sehingga mudah untuk menceritakan kepada anak cucu kelak. (rds)