Boroko, BeritaManado.com – Puskesmas Pembantu (Pustu) merupakan jaringan dari pelayanan Puskesmas yang bertugas memberikan pelayanan kesehatan secara permanen di suatu lokasi dalam wilayah kerja Puskesmas.
Pustu diketahui bagian dari Puskesmas, yang dalam pembinaannya dilakukan secara berkala oleh Puskesmas.
Pustu bertujuan untuk meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat di wilayah kerjanya.
Namun hal itu tak berbanding lurus dengan keberadaan Pustu yang berada di Desa Huntuk, Kecamatan Bintauna, Bolmong Utara.
Dimana hingga saat ini sejak pembangunan rampung pada bulan Desember tahun 2019 lalu, Pustu tersebut tak pernah difungsikan alias mubazir.
“Bangunan Pustu sudah berdiri sejak bulan Desember tahun 2019 tapi sampai hari ini tidak ada tenaga medisnya,” kata Alfrens Katiandagho warga Desa Huntuk, Jumat (4/9/2020).
Dikatakannya, masyarakat setempat sudah menyampaikan berulang kali kepada pihak Dinkes serta Kapus Bintauna tapi hingga saat ini tak ada tangapannya.
“Pustu tersebut dibangun dengan total anggaran kurang lebih 250 Juta,” ujarnya.
Jika difungsikan keberedaan Pustu sangat membantu warga yang berada di Desa Huntuk khususnya, sebab jarak ke Puskesmas Bintauna cukup jauh kurang lebih 5 KM.
“Saat hujan warga tidak bisa lagi pergi ke Puskesmas karena jarak Puskesmas dari desa yang jauh cukup jauh,” jelasnya.
Nah, ini kan mengkhawatirkan bagaimana jika ada warga sekarat terus hujan, pasti akan kesulitan.
“Jika sudah ada tenaga medisnya sekaligus Pustunya sudah berfungsi pasti bisa memberikan obat dan melakukan pertolongan pertama,” pintanya.
Kepala Dinas Kesehatan Bolmut dr Jusnan Mokoginta melalui Kabid Pelayanan Kesehatan Sofian Mokoginta membenarkan adanya Pustu yang tidak berfungsi di wilayah kerja Puskesmas Bintauna.
“Iya memang ada, Pustu desa Huntuk. silahkan klarifikasi langsung ke kapus Puskesmas Bintauna,” jelas Sofian.
“Karena dari Dinkes berkaitan dengan penempatan ketenagaan sudah disampaikan ke seluruh Kapus bahwa Pustu yang belum ada petugasnya untuk segera dilakukan pengisian,” tandasnya.
(Nofriandi Van Gobel)