Langowan – Hari ini, Jumat (1/31/2014) menurut tradisi warga keturunan Tionghoa, kehidupan umat manusia resmi memasuki tahun kuda kayu. Hal ini diidentikkan dengan kerja keras sebagaimana berbagai kalangan termasuk pemerintah. Namun dari sudut pandang yang sama, bahwa saat ini adalah tahunnya para kusir bendi.
Semangat kerja keras itu sendiri memang sangat terlihat, baik kusir maupun kudanya. Sang kusir bersusah payah mencari penumpang demi untuk makan sehari. Sedangkan sang kuda bekerja keras naik turun jalan berbukit dan berlubang. Itulah sekilas yang digambarkan langsung oleh para kusir bendi di Kota Langowan.
Seperti dikatakan Marwan, kusir bendi asal Desa Tempang Kecamatan Langowan Utara. Menurutnya seorang kusir bendi setiap hari baik cuaca cerah maupun hujan tetap harus bekerja keras. Jika tidak melakukannya, itu berarti berhenti untuk hidup. Tidak perlu menunggu penumpang penuh terisi baru berangkat.
“Itu menurut kepercayaan saudara-saudara kita. Namun saya sebagai orang Minahasa yang punya keyakinan sendiri, saya percaya setiap tahun selama masih diberikan nafas kehidupan oleh Sang Pencipta, tetap harus bekerja keras untuk tetap hidup. Namun bagi saya tak ada salahnya juga tahun ini, rekan-rekan seprofesi lebih giat lagi bekerja,” ungkapnya.
Ditambahkannya, sesuai kesaksian beberapa penunmpang yang sudah menjadi langganannya, bahwa ternyata masih ada kusir bendiyang enggan mengantarkan penumpang jika hanya berjumlah satu orang. Di sisi lain, jika hanya sebatas harapan, tentu tahun ini semua orang punya mimpi akan mencapai cita-cita. (Frangki Wullur)
Langowan – Hari ini, Jumat (1/31/2014) menurut tradisi warga keturunan Tionghoa, kehidupan umat manusia resmi memasuki tahun kuda kayu. Hal ini diidentikkan dengan kerja keras sebagaimana berbagai kalangan termasuk pemerintah. Namun dari sudut pandang yang sama, bahwa saat ini adalah tahunnya para kusir bendi.
Semangat kerja keras itu sendiri memang sangat terlihat, baik kusir maupun kudanya. Sang kusir bersusah payah mencari penumpang demi untuk makan sehari. Sedangkan sang kuda bekerja keras naik turun jalan berbukit dan berlubang. Itulah sekilas yang digambarkan langsung oleh para kusir bendi di Kota Langowan.
Seperti dikatakan Marwan, kusir bendi asal Desa Tempang Kecamatan Langowan Utara. Menurutnya seorang kusir bendi setiap hari baik cuaca cerah maupun hujan tetap harus bekerja keras. Jika tidak melakukannya, itu berarti berhenti untuk hidup. Tidak perlu menunggu penumpang penuh terisi baru berangkat.
“Itu menurut kepercayaan saudara-saudara kita. Namun saya sebagai orang Minahasa yang punya keyakinan sendiri, saya percaya setiap tahun selama masih diberikan nafas kehidupan oleh Sang Pencipta, tetap harus bekerja keras untuk tetap hidup. Namun bagi saya tak ada salahnya juga tahun ini, rekan-rekan seprofesi lebih giat lagi bekerja,” ungkapnya.
Ditambahkannya, sesuai kesaksian beberapa penunmpang yang sudah menjadi langganannya, bahwa ternyata masih ada kusir bendiyang enggan mengantarkan penumpang jika hanya berjumlah satu orang. Di sisi lain, jika hanya sebatas harapan, tentu tahun ini semua orang punya mimpi akan mencapai cita-cita. (Frangki Wullur)