Tondano, BeritaManado.com — Kota Tondano sebenarnya layak disebut Kota Pendidikan dan Sejarah disamping memiliki potensi keindahan alam yang mempesona.
Dikatakan demikian, karena Tondano punya banyak destinasi wisata sejarah yang merupakan turunan dari atraksi wisata budaya yang paling diminati wisatawan mancanegara sebesar 60 persen portofolio wisatawan.
Jumlah tersebut sudah termasuk wusata pendidikan, situs sejarah, seni budaya, kuluner, tradisi, upacara adat, ritual, memorial dan dapat dikemba gkan menjadi museum pendidikan zaman Hindia Belanda.
Hal itulah tergambar dalam sebuah bangunan tua yang betdampingan dengan SD Negeri 4 Tondano, tidak jauh dari Kantor Bupati Minahasa.
Itulah catatan kecil dari Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pariwisata (STIEPAR) Manado DR. Drevy D Malalantang ASi SE MPd MM saat memimpin kegiatan Napak Tilas Jejak Pahlawan dan Sarasehan Nilai Kepahlawanan DR. Sam Ratulangi, Sabtu (17/8/2019) lalu dalam rangka memaknai 74 tahun kemerdekaan Republik Indonesia.
“Usai ziarah dan tabur bunga di lokasi makam DR. Sam Ratulangi, kami menuju ke lokasi SD Negeri 4 Tondano, dimana ada bangunan sekolah dasar, tempat dimana dabulu DR. Sam Ratulangi bersekolah pada tahun 1897. Saat itu sekokah tersebut disebut Europeesche Lagere School (ELS) yang didirikan sekitar tahun 1875. Bangunan ini masih digunakan hinga saat ini,” kata Malalantang, Senin (19/8/2019).
Ditambabkannya, pada gedung tersebut ada beberapa bagian yang membutuhkan perbaikan seperti bada bagian atap dan secara keaeluruhan agak kurang terawat.
“Sekiranya hal ini diketahui oleh pemerintah, mohon kiranya untuk diperhatikan. Dengan demikian, nilai warisan sejarah dan budaya tidak akan tinggal kenangan semata, akan tetapi masih bisa dilihat srcara kasat mata oleh lintas generasi Tou Minahasa,” harap Malalantang. (Frangki Wullur)