Manado – Bencana alam berupa gempa bumi seakan silih berganti melanda Indonesia. Yang paling akhir, bencana yang melanda Sumatera Barat. Dengan kekuatan 7,6 skala richter, gempa tersebut menghancurkan ratusan ribu bangunan. Hingga kini sudah hampir seribu orang ditemukan menjadi korban. Banyak orang menyalahkan bencana gempa bumi sebagai penyebab. Tindakan tersebut justru keliru. Demikian diungkapkan Audy, seorang sarjana teknik. Gempa bumi tidak membunuh, yang membunuh adalah bangunan. Kenapa sampai bangunan menjadi penyebab jatuhnya korban? Karena banyak bangunan yang dibangun dengan mengabaikan prinsip keselamatan struktur bangunan.
“Orang banyak kali membangun secara asal-asalan” ungkap Audy sehingga bangunan dibangun dengan tidak menggunakan hitung teknik bangunan. Misalnya kekuatan untuk menyanggah struktur bangunan.
Lihat saja, ada bangunan dengan konstruksi 6 lantai, tapi ketika dilanda gempa ambruk dan tertinggal 3 lantai. Itu berarti 3 lantai dibagian bawah memiliki struktur yang lemah sehingga tidak mampu menyanggah bagian atasnya. Akibatnya, ratusan orang menjadi korban akibat kelalaian bangunan tersebut.
Ia pun menghimbau agar baik pemerintah dan warga masyarakat untuk mengecek kembali keselamatan bangunan, terutama bangunan beton bertingkat. Apakah struktur bangunan tersebut sudah sesuai standar bangunan bertingkat di daerah rawan gempa? Jika tidak, itu sama dengan kita tinggal di rumah yang juga bakal menjadi kuburan pada saat terjadi gempa bumi. CHRISTY MANARISIP