Manado — Kredit Usaha Tani (KUT), salah satu program geberan pemerintah pusat beberapa waktu lampau, pernah berimbas pada masa-masa jaya dunia perkoperasian Sulut. Kini tanpa KUT, banyak usaha koperasi yang tinggal nama atau non aktif.
“Beberapa tahun lalu saat era KUT memang banyak yang mendirikan koperasi, kan bantuan itu bisa didapatkan kalau sasarannya bernaung di bawah wadah seperti koperasi ini,” terang Kepala Bidang Pengkajian dan Pengembangan Dinas Koperasi (Diskop) dan Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) Sulut, Angelina Silangen, pada BeritaManado Selasa (16/12/2014).
Namun setelah program kredit peruntukkan petani itu terhenti dikucur pemerintah —disebabkan banyaknya kredit macet dari sasaran— koperasi yang didirikan pun bertumbangan.
Silangen menjelaskan, usaha yang berazaskan kebersamaan itu juga sering tebentur masalah permodalan hingga non aktif.
“Bahkan banyak juga yang mendirikan koperasi karena termotivasi mendapat modal untuk buka usaha,” jelasnya.
Dalam catatan Diskop dan UMKM Sulut, sebanyak 6.020 koperasi pernah didirikan di 15 kabupaten/kota se-Sulut, termasuk yang menjadi binaan provinsi. Tapi hingga November 2014 yang tetap aktif tinggal 3.408 unit saja. (Ady Putong)
Manado — Kredit Usaha Tani (KUT), salah satu program geberan pemerintah pusat beberapa waktu lampau, pernah berimbas pada masa-masa jaya dunia perkoperasian Sulut. Kini tanpa KUT, banyak usaha koperasi yang tinggal nama atau non aktif.
“Beberapa tahun lalu saat era KUT memang banyak yang mendirikan koperasi, kan bantuan itu bisa didapatkan kalau sasarannya bernaung di bawah wadah seperti koperasi ini,” terang Kepala Bidang Pengkajian dan Pengembangan Dinas Koperasi (Diskop) dan Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) Sulut, Angelina Silangen, pada BeritaManado Selasa (16/12/2014).
Namun setelah program kredit peruntukkan petani itu terhenti dikucur pemerintah —disebabkan banyaknya kredit macet dari sasaran— koperasi yang didirikan pun bertumbangan.
Silangen menjelaskan, usaha yang berazaskan kebersamaan itu juga sering tebentur masalah permodalan hingga non aktif.
“Bahkan banyak juga yang mendirikan koperasi karena termotivasi mendapat modal untuk buka usaha,” jelasnya.
Dalam catatan Diskop dan UMKM Sulut, sebanyak 6.020 koperasi pernah didirikan di 15 kabupaten/kota se-Sulut, termasuk yang menjadi binaan provinsi. Tapi hingga November 2014 yang tetap aktif tinggal 3.408 unit saja. (Ady Putong)