Tompaso, BeritaManado.com — Tradisi ‘Nae Rumah Baru’ atau dalam bahasa daerah Minahasa lazim disebut Rumamba merupakan salah satu bagian tak terpisahkan dari eksistensi budaya aerah Tanah Toar Lumimuut.
Dalam kaitannya dengan kontribusi melestarikan kebudayaan Minahasa, nama Irjen Pol (P) Dr Benny Jozua Mamoto SH MSi tentu sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Sulawesi Utara bahkan Indonesia.
Jumat (7/7/2023) pagi, bertepatan dengan momentum yang selalu digelar Festival Pinawetengan, Benny Mamoto kembali menggelar agenda serupa namun dikemas dalam konsep yang lebih sederhana, karena mempertimbangkan situasi dan kondisi masa transisi pasca Pandemi COVID-19.
Informasi yang diperoleh BeritaManado.com, agenda Festival Pinawetengan tahun 2023 ini digelar sedikit berbeda dari biasanya tanpa ritual adat di objek wisata sejarah budaya Watu Pinawetengan.
Benny Mamoto sendiri mengatakan bahwa konsep agebda hari ini lebih aktual dengan rangkaian acara ‘Rumamba’ Syukuran Pentahbisan Wale Wangko Pa’ Dior, Gedung Baru Wale Anti Narkoba, Museum Wale Manguni dan Museum Rekor.
“Ini semua digelar karena dedikasi saya bagi bangsa dan negara, khususnya Tanah Toar Lumimuut. Terima kasih tak terhingga kepada tokoh-tokoh budaya Minahasa yang terus mendukung pelestarian budaya Minahasa dalam berbagai kesempatan,” ungkap Benny Mamoto.
Benny Mamoto sendiri mengungkapkan syukur atas apa yang sudah ia lakukan dan berdpak positif bagi generasi muda dan masyarakat Sulawesi Utara pada umumnya.
Ditambahkannya, hingga saat ini, upaya pelestarian budaya yang dilakukan Yayasan Institut Seni Budaya Sulawesi Utara Pa’ Dior terus dilakukan meski dengan konsep berbeda-beda.
Terkait dengan kehadiran syukuran atas Pentahbisan Wale Wangko Pa’ Dior dan lainnya, Benny Mamoto menegaskan bahwa fasilitas tersebut nantinya akan difungsikan untuk berbagai kegiatan bernuansa seni dan budaya Minahasa.
Bisa juga diperuntukkan bagi kegiatan-kegiatan bernuansa keagamaan, dalam konteks spirit ‘Si Tou Timou Tumao Tou’, yang dalam terjemahan bebas bisa diartikan sebagai upaya saling menghidupkan orang lain.
Pada upacara Pentahbisan empat fasilitas penunjang digelar dengan nuansa keagamaan yang dilakukan langsung Pastor Siprianus Motor Pr dan Ibadah Syukur oleh Pdt Dr Richard Siwu PhD.
(Frangki Wullur)