Manado – Pasca banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Kota Manado, beberapa waktu lalu mengancam ribuan siswa berhenti sekolah.
Kepada BeritaManado, Sabtu (8/2/14), kepala Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Kota Manado, Dante Tombeg menuturkan, ribuan siswa ini tersebar di sejumlah kelurahan yang terkena bencana dan lokasi-lokasi pengungsian.
Diknas Manado pun mencatat 7078 siswa turut menjadi korban bencana dan kini memerlupakan bantuan dan perhatian berbagai pihak. Hal lain yang mempengarui proses belajar mengajar terganggu yakni dengan rusaknya sejumlah gedung sekolah akibat bencana. Dan pihaknya sudah menyampaikan laporan ini ke Diknas provinsi Sulut, yang selanjutnya diteruskan ke Kemeterian Pendidikan.
Menanggapi ancaman pendidikan di Kota Manado pasca bencana, Ketua Mahasiswa Petualang Alam Bebas (MPAB) Justitia, Fakultas Hukum Unsrat, Rio Wawointana mengajak semua pihak untuk turut membantu para siswa untuk ketersediaan seragam maupun peralatan sekolah.
“Sangat disayangkan jika siswa-siswa yang menjadi korban bencana ini harus putus sekolah atau terhalang mengikuti kegiatan belajar di sekolah, hanya karena seragam dan peralatan sekolah sudah hilang dan rusak. Mari kita sama-sama membantu siswa ini, agar masa depannya tidak ikut hancur terbawa bencana. Dengan menyalurkan bantuan perlengkapan sekolah melalui posko khusus peduli pendidikan yang kami dirikan,” tutur Wawointana.
Sebagai informasi, saat ini para mahasiswa Fakultas Hukum Unsrat telah mendirikan posko “Peduli Pendidikan Pasca Bencana”. Berlokasi di sekretariat MPAB Justitia Fakultas Hukum Unsrat. Untuk lebih jelasnya hubungi, Rio Wawointana (085241499000) atau Leriando Kambey (085341696966). (redaksi)
Manado – Pasca banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Kota Manado, beberapa waktu lalu mengancam ribuan siswa berhenti sekolah.
Kepada BeritaManado, Sabtu (8/2/14), kepala Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Kota Manado, Dante Tombeg menuturkan, ribuan siswa ini tersebar di sejumlah kelurahan yang terkena bencana dan lokasi-lokasi pengungsian.
Diknas Manado pun mencatat 7078 siswa turut menjadi korban bencana dan kini memerlupakan bantuan dan perhatian berbagai pihak. Hal lain yang mempengarui proses belajar mengajar terganggu yakni dengan rusaknya sejumlah gedung sekolah akibat bencana. Dan pihaknya sudah menyampaikan laporan ini ke Diknas provinsi Sulut, yang selanjutnya diteruskan ke Kemeterian Pendidikan.
Menanggapi ancaman pendidikan di Kota Manado pasca bencana, Ketua Mahasiswa Petualang Alam Bebas (MPAB) Justitia, Fakultas Hukum Unsrat, Rio Wawointana mengajak semua pihak untuk turut membantu para siswa untuk ketersediaan seragam maupun peralatan sekolah.
“Sangat disayangkan jika siswa-siswa yang menjadi korban bencana ini harus putus sekolah atau terhalang mengikuti kegiatan belajar di sekolah, hanya karena seragam dan peralatan sekolah sudah hilang dan rusak. Mari kita sama-sama membantu siswa ini, agar masa depannya tidak ikut hancur terbawa bencana. Dengan menyalurkan bantuan perlengkapan sekolah melalui posko khusus peduli pendidikan yang kami dirikan,” tutur Wawointana.
Sebagai informasi, saat ini para mahasiswa Fakultas Hukum Unsrat telah mendirikan posko “Peduli Pendidikan Pasca Bencana”. Berlokasi di sekretariat MPAB Justitia Fakultas Hukum Unsrat. Untuk lebih jelasnya hubungi, Rio Wawointana (085241499000) atau Leriando Kambey (085341696966). (redaksi)