Langowan, BeritaManado.com — Diawali dengan Upacara Cahaya, umat Katolik Paroki St. Petrus Langowan rayakan Misa Vigili Paskah dengan meriah, Sabtu (8/4/2023) malam kemarin.
Suasana di dalam gedung gereja tampak lebih semarak saat ribuan lilin di tangan umat yang hadir dinyalakan.
Uniknya, pemasangan lilin-likin tersebut tidak sembarangan, karena apinya diambil dari sumber api yang telah diberkati oleh imam yang memimpin misa Vigili Paskah.
Putra Putri Altar (PPA) mengambil api dari sumber lilin paskah yang juga sudah diberkati untuk dibagikan ke umat dan seterusnya saling berbahi dengan umat yang lain.
Ada pemandangan yang mengagumkan saat semua lilin di tangan umat sudah dinyalakan, dimana spontan warna kuning kemerahan memancar dan memantul dari dinding-dinding dalam gereja, sehingga umat dibawa untuk menghayati kebangkitan Yesus Kristus.
Pastor Paroki St. Petrus Langowan Delis Umbas Pr dalam homilinya memberikan penjelasan tentang makna dibalik perayaan Vigili Paskah.
“Pada Misa Vigili Paskah ada dua suasana yang disaksikan yaitu gelap dan terang. Gelap itu menggambarkan masa perbudakan bangsa Israel di tanah Mesir. Sementara suasana terang itu mau mengingatkan kita akan karya keselamatan Allah yang membebaskan umat manusia dari perbudakan di Mesir. Namun dalam konteks yang lebih jelas bahwa Misa Vigili Paskah memiliki pesan bahwa Allah di dalam Yesus membebaskan umatnya dari kegelapan dosa menuju terang melalui kebangkitan Kristus,” ungkapnya.
Sementara secara keseluruhan, Misa Vigili Paskah terdiri dari empat bagian, yaitu Liturgi Cahaya (Upacara Cahaya), Liturgi Sabda, Liturgi Pembaptisan (Pembaharuan Janji Baptis) dan Liturgi Ekaristi.
Pada bagian lain, suasana pada Liturgi Cahaya (Upacara Cahaya) ternyata memberikan kesan tersendiri bagi umat yang hadir, seperti diutarakan Adri Wurangian.
Menurut pemeran Yesus dalam beberapa edisi gelaran prosesi jalan salib hidup pada Jumat Agung ini, suasana di dalam gedung gereja saat ribuan lilin menyala membuat suasana hati merasakan betapa hangatnya cinta Tuhan sampai harus mengorbankan diri untuk menebus dosa manusia.
“Setiap tahun dalam perayaan yang sama, suasana hati juga tidak jauh berbeda. Yesus yang bangkit digambarkan dalam kilauan cahaya. Dengan demikian, siapa saja yang memandang cahaya lilin ini, itu berarti melihat kehidupan yang dikaruniakan-Nya kepada mereka yang percaya,” ungkapnya.
Adapun perayaan Vigili Paskah tersebut berjalan dengan aman dan lancar, sehingga makna Paskah itu sendiri dirasakan oleh seluruh umat yang hadir.
(Frangki Wullur)