MENJADI Pengawas Pemilihan Umum (Pemilu) bukan pekerjaan mudah.
Tapi, jalan itu ditempuh Renalta Kristiawan Slamet.
Ata – sapaan pria kelahiran Manado 20 Desember 1991 itu, secara resmi melaksanakan tugas-tugas kepemiluan sejak dilantik November 2017 sebagai Ketua Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) Kauditan, Kabupaten Minahasa Utara.
Diakuinya, cukup sulit ketika harus adu argumen dengan sejumlah tokoh politik, khususnya tentang pelanggaran aturan.
“Tantangannya saat berhadapan dengan orang tua yang lebih berpengalaman, sementara saya masih muda. Tapi aturan harus ditegakkan. Kita harus tegas,” kata Ata pemilik tinggi 181 Cm.
Dalam pesta demokrasi tahun ini, Ata bersama tim Paswascam dan pengawas desa sering mendapati pelanggaran mengenai Alat Peraga Kampanye (APK) dan atribut partai politik yang dipasang tidak sesuai aturan.
Kendalanya, menurut Ata, adalah keterbatasan jumlah personel.
“Sudah kami tertibkan, besoknya muncul lagi. Kalau intimidasi atau teror, sejauh ini belum pernah,” lanjut pemuda yang hobi menyanyi dan olahraga.
Intinya, Ata menegaskan, senang bisa bergabung dalam keluarga Bawaslu Minahasa Utara.
Selain menambah wawasan, kader Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) itu juga semakin memperluas relasi.
“Terima kasih kepada Tuhan, orangtua dan pimpinan Bawaslu yang selalu membantu saya, memotivasi dalam melaksanakan tugas. Harapan di Pemilu ini, semoga berlangsung dengan sukses, jujur, adil dan berintegritas sehingga bisa menghasilkan pemimpin yang berkualitas dan membawa aspirasi masyarakat,” pungkasnya.
(Finda Muhtar)