Manado, BeritaManado.com — Perayaan pesta demokrasi lima tahunan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) selalu menimbulkan dibamika.
Salah satunya yakni pihak-pihak yang seharusnya ada di posisi netral malah ‘terjebak’ dalam hiruk-pikuk Pilkada dan kondisi tersebut terpampang nyata di Sulut.
Yaitu bermunculan sejumlah oknum Aparatur Sipil Negara (ASN) yang gagal menahan diri untuk tidak ‘terjebak’ dalam dinamika Pilkada.
Menyikapi itu, Pengamat Politik & Pemerintahan Sulut Taufik M Tumbelaka nampak prihatin.
“Seharusnya para oknum ASN menyadari bahwa posisi mereka harus bisa menahan diri untuk tidak terjebak dalam hajatan demokrasi seperti Pilkada. Mereka selaku Aparatur Negara harus dapat menahan diri karena terlibat aktif atau setengah aktif adalah bukan wilayah mereka. ASN ada kewajiban-kewajiban yang melekat walupun memiliki hak memilih,” tutur Taufik Tumbelaka.
Terkait penyebab sampai adanya oknum ASN ‘hobby’ berpolitik di era sekarang, Tumbelaka mengambil sedikit ke sejarah masa lalu ASN/PNS.
“Dulu di masa Rezim Soeharto atau Orde Baru (Orba), PNS termasuk mesin politik. Ada istilah ABG, ABRI, Birokrasi dan Golkar. Birokrat atau PNS digenjot jadi mesin politik. Pola itu terasa masih dimainkan oknum elit politik tertentu padahal ABRI atau TNI dan Polri sudah direformasi, Golkar sudah menjelma menjadi Partai Golkar (PG). Ini diperparah ada oknum ASN memang cari muka dengan masuk wilayah politik praktis yang sebenarnya selaku Apartur Negara itu wilayah tabu,” unar mantan aktifis mahasiswa UGM Jogyakarta ini.
Untuk itu, Tumbelaka mengajukan usulan jika perlu hak memilih ASN dicabut saja.
“Seharusnya para oknum ASN ini diawasi ketat dan diperingatkan keras oleh pimpinannya supaya tidak masuk pusaran dinamika politik praktis, khususnya Pilkada. Bahkan jika perlu hak memilihnya ditiadakan supaya posisi politiknya sama dengan Aparat Negara lain, TNI dan Polri, benar-benar netral,” tegasnya.
Jika itu dilakukan, tumbelaka yakin jauh lebih banyak ASN ingin netral dibandingkan yang suka suka nyerempet-nyerempet ke wilayah politik praktis.
(AnggawiryaMega)