Airmadidi – Masyarakat Minut kembali diperhadapkan dengan kasus kelangkaan LPG 3 Kg. Hampir satu bulan, LPG jarang dijumpai. Kalaupun ada, harganya melonjak drastis, bukan Rp18 ribu per tabung sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET).
Kepala Bagian (Kabag) Ekonomi Pemkab Minut, Michael Karisoh mengatakan, pemberlakukan mekanisme pasar yang mengizinkan LPG langsung didistrubsi ke warung tanpa melalui agen penampung, menjadi salah satu penyebab tabung gas ini langkah dan mahal.
“Mekanisme pasar ini telah berlangsung lama. Jadi, agen diperbolehkan untuk langsung menyuplai gas secara langsung tanpa melalui pangkalan lagi. Ini harusnya diubah,” beber Karisoh, Senin (29/2/2016).
Ditambahkannya, dalam penyaluran ini, agen harus memenuhi kuota yang ada di pangkalan serta menjaga ketersedian di pangkalan. “Jadi prioritas utama penyaluran agen ke pangkalan. Jika pangkalan sudah terpenuhi, baru boleh agen menjalankan mekanisme pasar ini,” ucap Karisoh. (Finda Muhtar)
Airmadidi – Masyarakat Minut kembali diperhadapkan dengan kasus kelangkaan LPG 3 Kg. Hampir satu bulan, LPG jarang dijumpai. Kalaupun ada, harganya melonjak drastis, bukan Rp18 ribu per tabung sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET).
Kepala Bagian (Kabag) Ekonomi Pemkab Minut, Michael Karisoh mengatakan, pemberlakukan mekanisme pasar yang mengizinkan LPG langsung didistrubsi ke warung tanpa melalui agen penampung, menjadi salah satu penyebab tabung gas ini langkah dan mahal.
“Mekanisme pasar ini telah berlangsung lama. Jadi, agen diperbolehkan untuk langsung menyuplai gas secara langsung tanpa melalui pangkalan lagi. Ini harusnya diubah,” beber Karisoh, Senin (29/2/2016).
Ditambahkannya, dalam penyaluran ini, agen harus memenuhi kuota yang ada di pangkalan serta menjaga ketersedian di pangkalan. “Jadi prioritas utama penyaluran agen ke pangkalan. Jika pangkalan sudah terpenuhi, baru boleh agen menjalankan mekanisme pasar ini,” ucap Karisoh. (Finda Muhtar)