Manado – Badan PBB seperti UNESCO menetapkan batik adalah warisan budaya tak benda asal Indonesia yang disahkan pada tanggal 2 Oktober tahun 2009. Tanggal ini kemudian ditetapkan sebagai Hari Batik Nasional. Meski bukan hari libur, tapi tanggal ini ditetapkan untuk memperingati batik merupakan kekayaan bangsa Indonesia.
Untuk itu, Wale Batik Minahasa yang merupakan satu-satunya rumah produksi kain batik di Sulawesi Utara menggelar acara workshop mencanting yang melibatkan anak-anak yakni dari SD GMIM Naviri Malalayang.
Workshop yang melibatkan kurang lebih 50 siswa ini dimaksudkan untuk menumbuhkan budaya batik sejak usia dini, selain itu memberikan wawasan terhadap batik yang sekaligus melatih kemampuan motorik serta ketrampilan kerajinan tangan.
“Dengan pelatihan membatik ini anak-anak dididik untuk mencintai budaya bangsanya sendiri selain itu baik untuk melatih saraf motorik serta keahlian kerajinan tangan,” ujar Veldy Umbas, pemilik Wale Batik Minahasa ini.
Lebih lanjut menurutnya, kegiatan ini akan mampu menanamkan kecintaan terhadap budaya Minahasa melalui gambar-gambar yang dicanting pada kain, seperti burung Manguni, daun-daun dan tanaman seperti cengkih, kelapa dan daun gedi ini merupakan simbol-simbol ragam hias Minahasa yang sangat penting untuk kita lestarikan.
Menurutnya, kegiatan ini akan terus dilakukan agar terjadi regenerasi tradisi membatik sebagai kekayaan bangsa dari tanah adat Minahasa. Sehingga nilai-nilai simbolik yang selama ini dikenal memiliki makna filosofi yang sangat dalam akan dapat dilestarikan hingga turun temurun. (**/jerrypalohoon)