Minut, BeritaManado.com – Desa Kolongan Tetempangan (Koltem) Kecamatan Kalawat Kabupaten Minahasa Utara (Minut) menjadi desa percontohan bagi Pemerintah Kabupaten Sorong Provinsi Papua Barat.
Dalam Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) PIM III Kabupaten Sorong, dipilih Desa Koltem sebagai daerah tujuan dalam rangka studi banding pengelolaan sampah yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), Selasa (3/9/2019).
Tim yang berjumlah 8 orang ini dipimpin oleh pembimbing Christian sebagai Widyaswara, Ketua Tim Diklat III Sorong Sutarjo Pongluruan SSos MM, serta didampingi Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Minut Fredriek Tulengkey SH.
“Cara pengelolaan sampah dengan pelaksana BUMDes seperti di Desa Koltem tidak terdapat di Kabupaten Sorong oleh karenanya kami perlu belajar bagaimana pengelolaan sampah seperti ini,” kata Sutarjo Pongluruan.
Diakui Sutarjo, ia bersama tim juga mempelajari mekanisme musyawarah desa yang dilakukan di Kabupaten Minahasa Utara untuk membahas Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDes) yang dilakukan sebelum turunnya anggaran.
“Sedangkan di Kabupaten Sorong pagu anggarannya turun dulu baru diadakan pembahasan digunakan untuk apa anggaran yang tersedia. Anggaran dana desa yang diterima desa-desa di Kabupaten Sorong mulai dari Rp1 miliar bahkan ada yang Rp2.6 miliar. Apa yang didapat di Minut khususnya dari Desa Koltem akan kami bawa dan diterapkan di Kabupaten Sorong khususnya di kecamatan yang saya pimpin,” ungkap Sutarjo yang juga Camat Segun ini.
Terpisah Hukum Tua Desa Koltem Demas Kasegel mengaku senang dengan kunjungan Tim Diklat PIM III Pemkab Sorong.
“Terima kasih Kepada DLH yang sudah merekomendasikan desa kami sebagai tempat studi banding pengelolaan sampah oleh BUMDes Bersama. Hal ini tentunya memotivasi kami untuk lebih baik lagi dalam menjalankan kegiatan,” tukas Kasegel.
Dari Desa Koltem Tim PIM III Kabupaten sorong ini mengunjungi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kelurahan Rap-Rap Kecamatan Airmadidi.
Kelompok lingkungan hidup dan persampahan ini teridi dari Sarman Paulus Kubewa SP, Nurochim Marthen Kambuaya, Simon Mobilala, Budi Santosa dan Heris Salamuk.
(***/Finda Muhtar)