Bitung, BeritaManado.com – Pembina Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Kota Bitung, Leonardo Axel Galatang menyatakan prihatin dengan kondisi generasi muda yang mulai lupa dengan sejarah bangsa Indonesia.
Berbeda dengan era tahun 90an yang ia istilakan dengan Generasi Lampu Botol yang sangat nasionalis karena semenjak memasuki usia sekolah sudah belajar tentang sejarah bangsa dan menghormati para pahlawan.
“Mata pelaran PMP dan PSPB saja sudah dihilangkan, jadi wajar jika generasi sekarang atau generasi digital buta dengan sejarah negeri ini. Berbeda dengan generasi lampu botol,” kata Leonardo, Rabu (17/8/2022).
Presiden Lima Perisai ini membuktikan butanya generasi sekarang dengan sejarah dengan bertanya kepada siswa sekolah di beberapa momen tentang pahlawan nasional yang berasal dari Sulawesi Utara (Sulut).
“Mereka hanya tahu Wolter Mongisidi dan Sam Ratulangi itu adalah nama jalan serta nama bandara. Begitu juga nama-nama pahlawan lainnya yang diabadikan lewat nama jalan yang mereka anggap hanya sekedar nama tanpa tahu siapa pemilik nama itu. Ini fenomena dan sangat memprihatinkan,” jelasnya.
Begitu soal Paskibraka, menurut mantan Jurnalis ini, minset generasi muda sekarang Paskibraka hanyalah soal baris berbaris dan mengibarkan bendera. Padahal kata dia, Paskibraka adalah salah satu wadah untuk membina generasi muda tentang pembentukan kepribadian, jiwa patriotis, disiplin/kepatuhan dan rasa kebersamaan dalam tim yang diwujudkan dalam gerakan bersama yang serasi dan terpadu dalam satu barisan.
“Saya katakan kepada mereka, kalau hanya sekedar baris-berbaris dan mengibarkan bendera maka tidak perlu susah-susah menjadi Paskibraka. Pemerintah cukup menunjuk Satpol PP untuk bertugas mengibarkan bendera atau TNI/Polri yang melakukannya,” katanya.
Leonardo yang sudah menangani Paskibraka Kota Bitung dari tahun 1985 mengaku dari tahun ke tahun tantangan yang dihadapi membina Paskibraka makin berat dikarenakan hilangnya mata pelajaran sejarah dan karakter di sekolah.
“Makin ke sini, tantangan makin berat karena itu tadi. Mata pelajaran sejarah dan karakter dihilangkan. Makanya tidak salah jika saya bilang, kita, generasi lampu botol lebih beruntung mengetahui tentang sejarah negeri ini. Makanya, generasi sekarang lebih mempercayai isu-isu di media sosial dibandingkan sejarah bangsa,” katanya.
Sementara itu dari catatan, Leonardo mulai membentuk generasi muda Kota Bitung lewat Paskibraka sejak tahun 1985, kemudian tahun 1990 sampai 1998 ia absen dikarenakan fokus di dunia Jurnalis.
Tahun 1999 ia kembali aktif mempersiapkan anak muda Kota Bitung untuk menjadi Paskibraka hingga tahun 2020.
Tahun 2020 ia absen dikarenakan pandemi COVID-19 dan kembali menangani Paskibraka tahun 2021 dan 2022.
(abinenobm)