Bitung, BeritaManado.com – Sekelompok pemuda berdiri dengan sikap sempurna melantunkan lagu Indonesia Raya menghadap bendera merah putih yang ditancapkan dengan bambu, Senin (17/08/2020).
Bait demi bait lagu Indonesia Raya yang keluar dari mulut pemuda itu bergema seirama dengan lantunan beningnya air yang jatuh dari lubang-lubang dan celah batu mata air Aerujang.
Suasana itu tergambar saat sejumlah pemuda yang tergabung dalam Aliansi Peduli Mata Air Aerujang menggelar upacara bendera peringat hari kemerdekaan ke-75 RI dengan haru.
Pekik kemerdekaanpun diteriakkan lantang hingga menggema dalam kaharuan mengingat mata air Aerujang kelestariannya terancam dengan proyek tol Manado-Bitung yang akan melintasi lokasi mata air yang menghidupi ribuan masyarakat Kota Bitung.
“Dari semua upacara bendera yang pernah saya ikuti, upacara di mata air Aerujanglah yang saya rasa paling bermakna hingga membuat merinding menyanyikan lagu Indonesia Raya,” kata salah satu personil Aliansi Peduli Mata Air Aerujang, Christian leonardo Ngenget, Rabu (19/08/2020).
Suasana haru itu makin terasa kata Christian, saat mereka melantunkan lagu Padamu Negeri yang menurutnya sangat sejalan dengan apa yang diperjuangkan untuk menyelamatkan mata air Aerujang dari proyek pembangunan jalan tol Manado-Bitung.
Christian bersama Aliansi Peduli Mata Air Aerujang menyatakan, pihaknya akan terus berjuang mempertahankan mata air Aerujang dan tetap menuntut geser proyek jalan tol Manado-Bitung dari mata air.
“Kami hanya meminta digeser, bukan menghambat apalagi menghalang-halangi pembangunan tol. Alasannya jelas, yakni proyek tol bakal merusak mata air Aerujang dan itu yang kami perjuangkan,” tegasnya.
Dirinya juga menyatakan, pihaknya akan menempuh berbagai cara untuk menyelamatkan mata air Aerujang agar kelestariannya tetap terjaga.
“Sekali lagi, kami hanya minta digeser dan itu sudah disetujui Menteri PUPR ketika mengunjungi lokasi mata air Aerujang,” katanya.
Sementara itu, kampanye penyelamatan mata air Aerujang juga dikumandangkan para aktivis dan pecinta alam di sejumlah wilayah di Sulut.
Buktinya, disaat moment peringatan HUT ke-75 RI, sejumlah spanduk soal penyelamatan mata air Aerujang dibentangkan di gunung-gunung di Sulut oleh para pecinta alam yang terpanggil melestarikan mata air.
(abinenobm)