Anak sekolah warga Masata
Bitung – Penggusuran warga Masata yang mendiami lahan yang diperuntukkan untuk KEK rupanya berimbas pada nasib ratusan anak sekolah di pemukiman itu.
Dari informasi, ada sekitar 200an anak sekolah dari pemukiman Masata yang saat ini terncan putus sekolah semenjak rumah mereka digusur.
“Semenjak penggusuran, anak-anak tidak ada lagi yang pergi ke sekolah karena kondisi ekonomi yang tidak memungkinkan untuk menyekolahkan anak,” kata salah satu warga Masata, Martoyo Hasan, Selasa (9/2/2016).
Martoyo mengatakan, semenjak digusur, para orang tua menjadi pengangguran karena lahan untuk bertani tidak ada lagi.
“Sebelum digusur, pada umumnya kami bercocok tanam untuk membiayai anak sekolah,” katanya.
Dari data kata Martoyo, jumlah anak sekolah tingkat SD yang terancam putus sekolah ada 100 anak, SMP sekitar 60an, SMA ada 30 anak dan kuliah 10 anak.(abinenobm)
Anak sekolah warga Masata
Bitung – Penggusuran warga Masata yang mendiami lahan yang diperuntukkan untuk KEK rupanya berimbas pada nasib ratusan anak sekolah di pemukiman itu.
Dari informasi, ada sekitar 200an anak sekolah dari pemukiman Masata yang saat ini terncan putus sekolah semenjak rumah mereka digusur.
“Semenjak penggusuran, anak-anak tidak ada lagi yang pergi ke sekolah karena kondisi ekonomi yang tidak memungkinkan untuk menyekolahkan anak,” kata salah satu warga Masata, Martoyo Hasan, Selasa (9/2/2016).
Martoyo mengatakan, semenjak digusur, para orang tua menjadi pengangguran karena lahan untuk bertani tidak ada lagi.
“Sebelum digusur, pada umumnya kami bercocok tanam untuk membiayai anak sekolah,” katanya.
Dari data kata Martoyo, jumlah anak sekolah tingkat SD yang terancam putus sekolah ada 100 anak, SMP sekitar 60an, SMA ada 30 anak dan kuliah 10 anak.(abinenobm)