Parade Santa, Rabu 4 Desember 2013 yang digagas oleh itCenter Manado (foto beritamanado.com)
Manado – Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Manado menyoroti pelarangan kegiatan parade santa claus yang dikeluarkan oleh pihak Polresta
Manado.
Organisasi kemahasiswaan ekstra universiter tersebut berpandangan bahwa kegiatan santa claus adalah merupakan sebuah kultur budaya yang telah lama melekat di tengah masyarakat Kota Manado khususnya pada momentum menyambut Natal.
Oleh karenanya, GMKI menyayangkan sikap pihak kepolisian yang mengeluarkan larangan untuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan parade santa claus.
Erick G Kawatu SE selaku Ketua BPC GMKI Manado mengungkapkan kekecewaannya terhadap wacana pelarangan tersebut.
Menurutnya pihak kepolisian harus memandang tradisi itu sebagai sebuah kegiatan yang sarat dengan nilai religiusnya.
Bahwa kemudian ada pergeseran nilai yang terjadi di sebagian kecil kelompok masyarakat yang kerap merayakannya secara berlebihan dan ugal-ugalan di jalan raya, itu tidak dapat kemudian menjustifikasi bahwa parade santa claus adalah kegiatan negatif yang harus dilarang.
“Saya berharap aparat kepolisian lebih mengoptimalkan fungsi pengawasan preventif terhadap ekses negatif dari kegiatan tersebut, karena itulah tugas utama polisi. Bukan justru melarang tapi lebih kepada mengawasi dan meluruskan hal yang keliru. Kan untuk membasmi tikus, tidak perlu meledakkan rumahnya” ujar Kawatu yang kesehariannya bertugas sebagai Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Sulut.
Ditambahkannya bahwa GMKI siap untuk menjadi mitra kepolisian dalam menjaga dan mengawal penegakan hukum bagi oknum masayarakat yang merayakan tradisi
tersebut secara ugal-ugalan dan melanggar aturan.
Pihaknya pun berencana akan menjadi pelopor dan contoh melalui program kegiatan yang akan mereka gelar, bertemakan santa claus comes with love. Program tersebut berbentuk parade dan pawai santa claus, namun bertujuan untuk mengedukasi masyarakat dan generasi muda untuk menonjolkan nilai-nilai kasih dan religius didalamnya.
“Kami mengapresiasi perhatian kepolisian dalam rangka menjaga keamanan dan kenyamanan masyarakat Manado. Namun bukankah momentum tahunan seperti santa
claus ini, akan lebih memberi nuansa berbeda ditengah-tengah memanasnya suhu politik daerah ini. Tentunya dengan catatan, bahwa masyarakat dapat berperan aktif untuk menggugah kesadaran oknum-oknum yang cenderung membelokkan makna perayaan Natal tersebut, dengan cara yang tidak agamis,” pungkas Kawatu mengakhiri. (***)