Manado – Sebanyak 11 jurnalis foto (wartawan foto) yang sehari-hari merekam berbagai kejadian dan peristiwa di Sulawesi Utara menggelar Pameran Foto Jurnalistik. Foto-foto yang disajikan mempunyai nilai tersendiri karena diambil dari kejadian dan peristiwa nyata sehari-hari di lapangan, dengan mengambil tagline, “Jejak Berita Dalam Rekaman Lensa.”
“Jika biasanya karya mereka hanya dilihat sebagai bagian dari berita, kini sebagian dari foto-foto tersebut bisa dinikmati melalui pameran,” kata Ketua Panitia Pameran, Sonny Dinar.
Rizky Ardiansyah salah satu peserta mengatakan, terkadang dalam meliput sebuah peristiwa banyak frame yang berhasil dibekukan oleh para jurnalis foto tersebut. Tetapi oleh keterbatasan ruang dalam media, hanya sebagian kecil saja yang terpakai.
“Malah biasanya cuma satu dari ratusan foto yang dihasilkan pada satu saat,” ujar Ardiansyah.
Demikian pula ketika merekam kejadian-kejadian tersebut, para fotografer jurnalis tersebut tak jarang terlibat secara emosional. “Kami harus mampu menahan emosi, tangis, geram dan berbagai rasa lainnya ketika memotret,” ungkap Ryan Korengkeng.
Berbeda dengan Fiqman Sunandar, menurutnya menjadi fotografer jurnalis harus menuntut profesionalisme tinggi.
“Kita tidak bisa berpihak pada siapapun ketika mengabadikan peristiwa. Rekaman lensa kita harus real, bukan hasil rekayasa,” ujar Fiqman yang diiyakan oleh Bobby Rambing.
Memang ketika memotret, tak jarang para jurnalis foto ini menghadapi bahaya. Banyak kali mereka harus berhadapan dengan objek yang mengancam keselamatan mereka, seperti peristiwa kebakaran, bencana alam atau kerusuhan.
“Saya pernah dilempari oleh warga yang merasa terusik sewaktu memotret,” kata John Laoh menceritakan kisahnya.
Hal yang sama pernah dialami Ronny Buol, dirinya menceritakan pernah dikejar sekelompok orang dengan senjata tajam ketika sedang mengabadikan aktifitas penambangan liar di salah satu lokasi PETI.
sebelumnya, para Fotografer dari berbagai media di Sulut akan mengelar pameran karya foto. Berbagai suka duka para fotografer jurnalis tersebut setidaknya tergambar dari 44 karya foto yang nantinya akan mereka pamerkan di Manado Town Square II yang akan berlangsung dari tanggal 17-23 Desember 2012.(jrp)
Manado – Sebanyak 11 jurnalis foto (wartawan foto) yang sehari-hari merekam berbagai kejadian dan peristiwa di Sulawesi Utara menggelar Pameran Foto Jurnalistik. Foto-foto yang disajikan mempunyai nilai tersendiri karena diambil dari kejadian dan peristiwa nyata sehari-hari di lapangan, dengan mengambil tagline, “Jejak Berita Dalam Rekaman Lensa.”
“Jika biasanya karya mereka hanya dilihat sebagai bagian dari berita, kini sebagian dari foto-foto tersebut bisa dinikmati melalui pameran,” kata Ketua Panitia Pameran, Sonny Dinar.
Rizky Ardiansyah salah satu peserta mengatakan, terkadang dalam meliput sebuah peristiwa banyak frame yang berhasil dibekukan oleh para jurnalis foto tersebut. Tetapi oleh keterbatasan ruang dalam media, hanya sebagian kecil saja yang terpakai.
“Malah biasanya cuma satu dari ratusan foto yang dihasilkan pada satu saat,” ujar Ardiansyah.
Demikian pula ketika merekam kejadian-kejadian tersebut, para fotografer jurnalis tersebut tak jarang terlibat secara emosional. “Kami harus mampu menahan emosi, tangis, geram dan berbagai rasa lainnya ketika memotret,” ungkap Ryan Korengkeng.
Berbeda dengan Fiqman Sunandar, menurutnya menjadi fotografer jurnalis harus menuntut profesionalisme tinggi.
“Kita tidak bisa berpihak pada siapapun ketika mengabadikan peristiwa. Rekaman lensa kita harus real, bukan hasil rekayasa,” ujar Fiqman yang diiyakan oleh Bobby Rambing.
Memang ketika memotret, tak jarang para jurnalis foto ini menghadapi bahaya. Banyak kali mereka harus berhadapan dengan objek yang mengancam keselamatan mereka, seperti peristiwa kebakaran, bencana alam atau kerusuhan.
“Saya pernah dilempari oleh warga yang merasa terusik sewaktu memotret,” kata John Laoh menceritakan kisahnya.
Hal yang sama pernah dialami Ronny Buol, dirinya menceritakan pernah dikejar sekelompok orang dengan senjata tajam ketika sedang mengabadikan aktifitas penambangan liar di salah satu lokasi PETI.
sebelumnya, para Fotografer dari berbagai media di Sulut akan mengelar pameran karya foto. Berbagai suka duka para fotografer jurnalis tersebut setidaknya tergambar dari 44 karya foto yang nantinya akan mereka pamerkan di Manado Town Square II yang akan berlangsung dari tanggal 17-23 Desember 2012.(jrp)