AMURANG–Yang namanya orang gila (orgil, red) tak ada di Amurang. Namun, belakangan ini, justru orgil ikut berkeliaran di kota julukan kota dodol tersebut. Lantas, dimana pengawasan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Minsel.
Dari amatan beritamanado, Sabtu (15/10) tadi, di pusat kota Amurang ada sekitar tiga orgil yang mondar mandir di pasar dan depan swalayan Sakura Mart. Herannya, orgil-orgil tersebut sangat sulit untuk diarahkan. Bahkan, mereka justru mengancam dengan kata-kata kotor.
Lebih para lagi, banyak masyarakat yang berpapasan dengan mereka langsung lari. Karena, mereka dengan pakaiannya yang compang camping serta bau busuk. Bukan hanya itu saja, mereka dengan tampang menakutkan. Mereka juga lari karena orgil tersebut mengejar tanpa sebab.
Maka dari itu, banyak warga mempertanyakan sikap tegas dari SKPD terkait. ”Harusnya, orgil-orgil tersebut ditangkap atau dimasukan ke RSJ di Manado. Selain itu, mana koordinasi antara Dinsos dan Dinkes Minsel soal masih berkeliarannya orgil,” tanya Meiven ‘Uttu’ Kendage, warga Buyungon-Amurang.
Menurut Meiven, harus jelas siapa yang menangani orgil-orgil tersebut. Karena, hanya Kota Amurang saja sudah banyak orgil-orgil berkeliaran. Sebagai warga jelas bingung dengan kehadiran mereka.
”Bayangkan, sekitar pukul 11.30 wita tadi, jalan Trans Sulawesi macet total. Ternyata, yang beking macet adalah ulah orgil. Jalan ditaruh batu besar bersama dos-dos. Akibatnya, jalan ikut macet. Pihak polisi pun tak bisa berbuat apa-apa dengan tingkah lahu orgil. Namun demikian, tanya kami siapa yang bertanggungjawab dengan mereka,” ujar Uttu-demikian sapa lelaki ini.
Lain lagi kata Bernard Rumondor, ojek di Amurang. ”Orgil di kota dodol bukan hanya tiga orang seperti anda lihat. Kalau kita kan paling banyak di jalan, antar penumpang. Wow…mereka (orgil,red) bukan hanya tiga. Melainkan mereka kini banyak sekali. Hampir di setiap desa/kelurahan mereka ada. Lantas, siapa yang harus mengangkut mereka. Dinsos kah atau Dinkes Minsel. Kami, warga tak tahu siapa yang harus melihat mereka,” ungkap Rumondor.
Tapi, kata Rumondor, bahwa mestinya untuk menangkap mereka adalah Sat Pol PP Minsel. ”Kalau pun Dinsos tak berkompeten dengan mereka. Sat Pol PP Minsel harus menangkap mereka. Tetapi, justru anggota Sat Pol PP lebih senang berada di Pemkab Minsel dan jaga PNS yang bolos ketimbang menegakan aturan dan membersihkan orgil-orgil yang kian banyak di Amurang sebagai ibukota kabupaten Minsel,” sebutnya.
Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Minsel Drs Rolly J Karamoj belum berhasil dikonfirmasi soal orgil-orgil yang kian banyak di Amurang. Sama halnya dengan Kepala Sat Pol PP Drs Nofriet Ransulangi belum berhasil dihubungi. (ape)