Press Release: Grant Thornton International Business Report
Februari 2015
Jakarta – Optimisme bisnis di kalangan pengusaha Indonesia mengalami penurunan yang tajam di Q4-2014. Hasil riset terkini dari Grant Thornton International Business Report (IBR) mencatat optimisme bisnis Indonesia anjlok ke posisi 14%*, setelah sebelumnya dilaporkan di posisi 48%* pada Q3-2014.
IBR menunjukkan bahwa pada Q4-2013 optimisme bisnis Indonesia berada pada posisi 78%*, kini hanya berada di posisi 14%*. Optimisme bisnis menurun tajam dalam kurun waktu 12 bulan, dan membawa Indonesia turun ke peringkat 20 dari 35 negara yang disurvey pada Q4-2014. Optimisme bisnis di Indonesia jauh berada di bawah India (98%), Selandia Baru (82%), Australia (70%), Singapura (48%), Thailand (27%), dan RRC (25%) di kawasan Asia Pasifik.
IBR juga melaporkan bahwa optimisme bisnis Indonesia berada di bawah rata-rata optimisme bisnis global (35%*), bahkan berada di bawah rata-rata optimisme bisnis di ASEAN (23%*). Indonesia dan Thailand ditengarai sebagai kontributor utama bagi menurunnya optimisme bisnis di kawasan regional tersebut.
Johanna Gani, Managing Partner Grant Thornton Indonesia, menjelaskan: “Anjloknya optimisme bisnis di Indonesia kemungkinan terjadi karena faktor kolektif di beberapa aspek bisnis. Kalangan pengusaha Indonesia pesimis akan bisa mencetak profit yang ditargetkan pada tahun 2015. Kebanyakan di antara mereka merasa khawatir tidak bisa mencapai target penjualan yang ditetapkan untuk menghasilkan tingkat keuntungan yang diharapkan. Ekspektasi akan profitabilitas untuk 12 bulan mendatang turun hingga 20%*, dari 46%* pada Q3-2014. Minimnya ketersediaan sumber pendanaan, beberapa kebijakan dan proteksi industri, serta infrastruktur transportasi dipersepsikan sebagai hambatan dominan bagi aktivitas bisnis di negeri ini.”
“Selepas kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi pada bulan November 2014 silam, tingkat inflasi tahunan langsung melesat naik hingga 6.2% . Peningkatan harga-harga, khususnya untuk barang kebutuhan pokok dan sektor transportasi, mendorong konsumen untuk membatasi pengeluaran.”
Johanna menambahkan: “Survey terakhir dari Bank Indonesia menunjukkan bahwa optimisme konsumen mengalami sedikit penurunan pada November 2014 silam, dari 120.6 poin menjadi 120.1 poin. Hal ini terutama disebabkan oleh menurunnya ekspektasi konsumen terhadap kondisi perekonomian. Diharapkan sentimen pasar dapat terpengaruh secara positif oleh penurunan harga bahan bakar minyak per 1 Januari 2015. Kami juga mengharapkan hal yang sama dari pemerintahan yang baru mengingat beberapa reformasi struktural sedang berlangsung di negeri ini.”
Johanna juga menegaskan: “Pengembangan dan peluncuran lini produk atau layanan baru dapat menjadi salah satu inisiatif bagi perusahaan untuk meraih tingkat pertumbuhan usaha yang berkesinambungan di tahun 2015. Inisiatif tersebut sebaiknya dilengkapi dengan upaya untuk mengembangkan bisnis di lingkungan domestik, serta merekrut tenaga kerja spesialis.”
“Masa depan kita ditentukan dengan bagaimana kita merangkul dan merespon setiap tantangan dan menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan yang terjadi. Kami menghimbau masyarakat Indonesia untuk tetap tenang dan fokus terhadap pertumbuhan jangka panjang dalam menghadapi berbagai dinamika ekonomi mendatang dalam lingkungan bisnis.”
– akhir –
Untuk informasi lebih lanjut, harap menghubungi:
Maryati Lauw
Grant Thornton Indonesia
T +62 21 571 0703
E [email protected]
Catatan untuk Editor
Tentang Grant Thornton International Business Report
Grant Thornton International Business Report (IBR) memberikan temuan perihal pandangan dan ekspektasi lebih dari 10,000 entitas bisnis per tahun yang tersebar di 30 negara. Survey ini didasarkan atas data tren dengan kurun waktu 22 tahun untuk sebagian besar negara-negara Eropa dan 11 tahun dari sebagian besar negara-negara non-Eropa. Untuk informasi lebih lanjut, silahkan mengunjungi: www.internationalbusinessreport.com.
Pengumpulan data
Pengumpulan data dikelola oleh mitra riset utama Grant Thornton, yaitu Experian. Kuesioner diterjemahkan ke bahasa setempat dengan kesempatan bagi setiap negara yang berpartisipasi untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang spesifik sesuai dengan kebutuhan mereka sebagai tambahan dari pertanyaan-pertanyaan inti. Pekerjaan lapangan dilaksanakan per kwartal. Kajian ini dilakukan dengan wawancara per telepon dan atau tatap muka.
Sampel
IBR adalah survey untuk perusahaan terbuka (Tbk.) dan perusahaan swasta. Data untuk rilis ini diperoleh dari wawancara dengan lebih dari 2,500 pimpinan perusahaan (CEO-Chief Executive Officer), Direktur (Managing Director), Komisaris atau eksekutif senior lain dari semua sektor industri yang dilakukan pada November 2014.
Tentang Grant Thornton Indonesia
Grant Thornton Indonesia adalah member firm dari Grant Thornton International Ltd (GTIL), merupakan gabungan para profesional muda yang dinamis yang memiliki visi untuk salah satu penyedia jasa assurance (audit), pajak, dan advisory yang terkemuka di Indonesia serta memberikan kontribusi bagi pengembangan profesi dan praktek bisnis akuntansi di Indonesia.
Tentang Grant Thornton International Ltd
Grant Thornton adalah salah satu organisasi terkemuka di dunia yang menyediakan jasa assurance (audit), pajak, dan advisory. Para member firm membantu organisasi-organisasi yang dinamis untuk membuka potensi mereka untuk bertumbuh dengan memberikan masukan-masukan yang bermakna dan berwawasan ke depan. Tim yang proaktif dipimpin oleh partner yang professional, berdedikasi, berpengalaman, dan memiliki naluri memahami isu yang kompleks pada perusahaan swasta, perusahaan terbuka (Tbk.), dan klien pada sektor publik; serta membantu mereka untuk menemukan solusi. Lebih dari 38,500 karyawan Grant Thornton di lebih dari 120 negara saat ini fokus untuk membuat perbedaan untuk para klien, kolega dan komunitas di mana mereka tinggal dan bekerja.
“Grant Thornton” mengacu kepada nama merek di mana member firm Grant Thornton memberikan assurance, tax and advisory services kepada para klien dan/atau mengacu kepada satu atau lebih member firm, sesuai dengan konteks penggunaan. Grant Thornton Indonesia adalah ”member firm” dari Grant Thornton International Ltd (GTIL). GTIL dan member firm lainnya bukan merupakan worldwide partnership. GTIL dan setiap firma anggotanya merupakan entitas hukum yang terpisah. Layanan yang dimaksud diberikan oleh para member firm. GTIL tidak memberikan layanan kepada klien. GTIL dan member firm-nya bukan agen, dan oleh karenanya tidak memiliki kewajiban, dari dan kepada member firm serta tidak memiliki kewajiban karena tindakan para member firm. (**)
Press Release: Grant Thornton International Business Report
Februari 2015
Jakarta – Optimisme bisnis di kalangan pengusaha Indonesia mengalami penurunan yang tajam di Q4-2014. Hasil riset terkini dari Grant Thornton International Business Report (IBR) mencatat optimisme bisnis Indonesia anjlok ke posisi 14%*, setelah sebelumnya dilaporkan di posisi 48%* pada Q3-2014.
IBR menunjukkan bahwa pada Q4-2013 optimisme bisnis Indonesia berada pada posisi 78%*, kini hanya berada di posisi 14%*. Optimisme bisnis menurun tajam dalam kurun waktu 12 bulan, dan membawa Indonesia turun ke peringkat 20 dari 35 negara yang disurvey pada Q4-2014. Optimisme bisnis di Indonesia jauh berada di bawah India (98%), Selandia Baru (82%), Australia (70%), Singapura (48%), Thailand (27%), dan RRC (25%) di kawasan Asia Pasifik.
IBR juga melaporkan bahwa optimisme bisnis Indonesia berada di bawah rata-rata optimisme bisnis global (35%*), bahkan berada di bawah rata-rata optimisme bisnis di ASEAN (23%*). Indonesia dan Thailand ditengarai sebagai kontributor utama bagi menurunnya optimisme bisnis di kawasan regional tersebut.
Johanna Gani, Managing Partner Grant Thornton Indonesia, menjelaskan: “Anjloknya optimisme bisnis di Indonesia kemungkinan terjadi karena faktor kolektif di beberapa aspek bisnis. Kalangan pengusaha Indonesia pesimis akan bisa mencetak profit yang ditargetkan pada tahun 2015. Kebanyakan di antara mereka merasa khawatir tidak bisa mencapai target penjualan yang ditetapkan untuk menghasilkan tingkat keuntungan yang diharapkan. Ekspektasi akan profitabilitas untuk 12 bulan mendatang turun hingga 20%*, dari 46%* pada Q3-2014. Minimnya ketersediaan sumber pendanaan, beberapa kebijakan dan proteksi industri, serta infrastruktur transportasi dipersepsikan sebagai hambatan dominan bagi aktivitas bisnis di negeri ini.”
“Selepas kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi pada bulan November 2014 silam, tingkat inflasi tahunan langsung melesat naik hingga 6.2% . Peningkatan harga-harga, khususnya untuk barang kebutuhan pokok dan sektor transportasi, mendorong konsumen untuk membatasi pengeluaran.”
Johanna menambahkan: “Survey terakhir dari Bank Indonesia menunjukkan bahwa optimisme konsumen mengalami sedikit penurunan pada November 2014 silam, dari 120.6 poin menjadi 120.1 poin. Hal ini terutama disebabkan oleh menurunnya ekspektasi konsumen terhadap kondisi perekonomian. Diharapkan sentimen pasar dapat terpengaruh secara positif oleh penurunan harga bahan bakar minyak per 1 Januari 2015. Kami juga mengharapkan hal yang sama dari pemerintahan yang baru mengingat beberapa reformasi struktural sedang berlangsung di negeri ini.”
Johanna juga menegaskan: “Pengembangan dan peluncuran lini produk atau layanan baru dapat menjadi salah satu inisiatif bagi perusahaan untuk meraih tingkat pertumbuhan usaha yang berkesinambungan di tahun 2015. Inisiatif tersebut sebaiknya dilengkapi dengan upaya untuk mengembangkan bisnis di lingkungan domestik, serta merekrut tenaga kerja spesialis.”
“Masa depan kita ditentukan dengan bagaimana kita merangkul dan merespon setiap tantangan dan menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan yang terjadi. Kami menghimbau masyarakat Indonesia untuk tetap tenang dan fokus terhadap pertumbuhan jangka panjang dalam menghadapi berbagai dinamika ekonomi mendatang dalam lingkungan bisnis.”
– akhir –
Untuk informasi lebih lanjut, harap menghubungi:
Maryati Lauw
Grant Thornton Indonesia
T +62 21 571 0703
E [email protected]
Catatan untuk Editor
Tentang Grant Thornton International Business Report
Grant Thornton International Business Report (IBR) memberikan temuan perihal pandangan dan ekspektasi lebih dari 10,000 entitas bisnis per tahun yang tersebar di 30 negara. Survey ini didasarkan atas data tren dengan kurun waktu 22 tahun untuk sebagian besar negara-negara Eropa dan 11 tahun dari sebagian besar negara-negara non-Eropa. Untuk informasi lebih lanjut, silahkan mengunjungi: www.internationalbusinessreport.com.
Pengumpulan data
Pengumpulan data dikelola oleh mitra riset utama Grant Thornton, yaitu Experian. Kuesioner diterjemahkan ke bahasa setempat dengan kesempatan bagi setiap negara yang berpartisipasi untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang spesifik sesuai dengan kebutuhan mereka sebagai tambahan dari pertanyaan-pertanyaan inti. Pekerjaan lapangan dilaksanakan per kwartal. Kajian ini dilakukan dengan wawancara per telepon dan atau tatap muka.
Sampel
IBR adalah survey untuk perusahaan terbuka (Tbk.) dan perusahaan swasta. Data untuk rilis ini diperoleh dari wawancara dengan lebih dari 2,500 pimpinan perusahaan (CEO-Chief Executive Officer), Direktur (Managing Director), Komisaris atau eksekutif senior lain dari semua sektor industri yang dilakukan pada November 2014.
Tentang Grant Thornton Indonesia
Grant Thornton Indonesia adalah member firm dari Grant Thornton International Ltd (GTIL), merupakan gabungan para profesional muda yang dinamis yang memiliki visi untuk salah satu penyedia jasa assurance (audit), pajak, dan advisory yang terkemuka di Indonesia serta memberikan kontribusi bagi pengembangan profesi dan praktek bisnis akuntansi di Indonesia.
Tentang Grant Thornton International Ltd
Grant Thornton adalah salah satu organisasi terkemuka di dunia yang menyediakan jasa assurance (audit), pajak, dan advisory. Para member firm membantu organisasi-organisasi yang dinamis untuk membuka potensi mereka untuk bertumbuh dengan memberikan masukan-masukan yang bermakna dan berwawasan ke depan. Tim yang proaktif dipimpin oleh partner yang professional, berdedikasi, berpengalaman, dan memiliki naluri memahami isu yang kompleks pada perusahaan swasta, perusahaan terbuka (Tbk.), dan klien pada sektor publik; serta membantu mereka untuk menemukan solusi. Lebih dari 38,500 karyawan Grant Thornton di lebih dari 120 negara saat ini fokus untuk membuat perbedaan untuk para klien, kolega dan komunitas di mana mereka tinggal dan bekerja.
“Grant Thornton” mengacu kepada nama merek di mana member firm Grant Thornton memberikan assurance, tax and advisory services kepada para klien dan/atau mengacu kepada satu atau lebih member firm, sesuai dengan konteks penggunaan. Grant Thornton Indonesia adalah ”member firm” dari Grant Thornton International Ltd (GTIL). GTIL dan member firm lainnya bukan merupakan worldwide partnership. GTIL dan setiap firma anggotanya merupakan entitas hukum yang terpisah. Layanan yang dimaksud diberikan oleh para member firm. GTIL tidak memberikan layanan kepada klien. GTIL dan member firm-nya bukan agen, dan oleh karenanya tidak memiliki kewajiban, dari dan kepada member firm serta tidak memiliki kewajiban karena tindakan para member firm. (**)