Pdt Letkol TNI AD Jeffry H Maramis, STh MTh
BAGI warga Amurang Raya pada umumnya, nama Pdt Jeffry Hendrik Maramis, STh MTh sangat dikenal. Bahkan, salah satu kandidat doktor di Universitas Kristen Indonesia (UKI) Tomohon tersebut juga dikenal suka membantu bagi orang yang lemah. Tak hanya itu, lelaki kelahiran Ranoiapo (Letter B), 1 Januari 1966 lebih memilih sebagai Tentara Nasional Indonesia (TNI). Walau diakuinya, sebelum mengabdi di TNI berlatar belakang sebagai Hamba Tuhan.
Dan sekarang, suami dari Noviane F Polii ini telah 20 tahun mengabdi sebagai TNI di luar tanah Minahasa. Seperti, Makassar, Bali dan Jakarta. Bahkan, ayah dari 4 orang anak masing-masing Deavel Maramis, SH, Cain B Maramis, Tamariska Maramis dan Andre Maramis pun tak mau ketinggalan dengan Kota Amurang yang juga sebagai Ibukota Kabupaten Minahasa Selatan.
‘’Saya melihat, sejak dimekarkan dari Kabupaten Minahasa. Kabupaten Minsel masih kurang dengan figur-figur potensial. Ada banyak, tetapi banyak diantaranya belum mau melakukan dengan dasar ingin membangun. Kalaupun ada, hanya dalam bentuk kemauan sendiri. Fakta adanya, Minsel yang baru seumur jagung harus maju sejajar dengan daerah hasil pemekaran Minahasa,’’ ujar Letkol TNI AD Jeffry H Maramis, STh MTh yang kini bertugas di Mabes TNI Cilangkap.
Menurutnya, dirinya setiap ada moment penting yang terjadi di Amurang-Minsel. Selalu pulang kampung (Pulkam). Karena, dirinya mengaku sangat mencintai tanah kelahirannya. Tak ketinggalan, Maramis yang hoby bertani ini setiap pulkam langsung menujuh kebun yang ada di Desa Tawaang, Buyungon dan Kilometer Tiga.
‘’Saya melihat langsung sepak terjang kepemimpinan di Minsel. Namun demikian, saya katakan bahwa perkembangan Minsel sudah maju. Tetapi, penilaian secara khusus belum seberapa. Untuk itu, visinya ingin memberdayakan Sumber Daya Alam (SDA) supaya lebih maju dan sejahtera. Sementara misinya, kedepan Minsel harus sejajar dengan daerah hasil pemekaran Minahasa. Karena potensi Minsel sangat memadai dari hasil bumi dan laut,’’ kata Maramis yang pernah bertugas di Irian dan Timtim serta tertarik dengan musik bambu, maengket dan budaya lainnya.
Menariknya, selama kurang lebih 20 tahun diluar Amurang-Minsel, keprihatinannya soal kebersihan dan keindahan belum ada. Dengan pertimbangan, bahwa kesadaran masyarakat Amurang-Minsel secara khusus belum ada. Memang, rakyat Amurang dan Minsel masih belum menyadari akan kebersihan. Padahal, kebersihan itu sangatlah penting.
‘’Kita harus menjaga kebersihan dan keindahan. Juga, membudayakan sumber daya alam. Terakhir, masalah pemerintahan di Minsel. Maramis menyebut harus lebih jujur. Juga memiliki disiplin, loyalitas serta wawasan luas kebangsaan tinggi kepada rakyat,’’ ungkap lelaki yang suka memberdayakan lahan milik dengan menanam kelapa, jati, jagung, padi rambutan, mangga dan matoa. (andries)
Pdt Letkol TNI AD Jeffry H Maramis, STh MTh
BAGI warga Amurang Raya pada umumnya, nama Pdt Jeffry Hendrik Maramis, STh MTh sangat dikenal. Bahkan, salah satu kandidat doktor di Universitas Kristen Indonesia (UKI) Tomohon tersebut juga dikenal suka membantu bagi orang yang lemah. Tak hanya itu, lelaki kelahiran Ranoiapo (Letter B), 1 Januari 1966 lebih memilih sebagai Tentara Nasional Indonesia (TNI). Walau diakuinya, sebelum mengabdi di TNI berlatar belakang sebagai Hamba Tuhan.
Dan sekarang, suami dari Noviane F Polii ini telah 20 tahun mengabdi sebagai TNI di luar tanah Minahasa. Seperti, Makassar, Bali dan Jakarta. Bahkan, ayah dari 4 orang anak masing-masing Deavel Maramis, SH, Cain B Maramis, Tamariska Maramis dan Andre Maramis pun tak mau ketinggalan dengan Kota Amurang yang juga sebagai Ibukota Kabupaten Minahasa Selatan.
‘’Saya melihat, sejak dimekarkan dari Kabupaten Minahasa. Kabupaten Minsel masih kurang dengan figur-figur potensial. Ada banyak, tetapi banyak diantaranya belum mau melakukan dengan dasar ingin membangun. Kalaupun ada, hanya dalam bentuk kemauan sendiri. Fakta adanya, Minsel yang baru seumur jagung harus maju sejajar dengan daerah hasil pemekaran Minahasa,’’ ujar Letkol TNI AD Jeffry H Maramis, STh MTh yang kini bertugas di Mabes TNI Cilangkap.
Menurutnya, dirinya setiap ada moment penting yang terjadi di Amurang-Minsel. Selalu pulang kampung (Pulkam). Karena, dirinya mengaku sangat mencintai tanah kelahirannya. Tak ketinggalan, Maramis yang hoby bertani ini setiap pulkam langsung menujuh kebun yang ada di Desa Tawaang, Buyungon dan Kilometer Tiga.
‘’Saya melihat langsung sepak terjang kepemimpinan di Minsel. Namun demikian, saya katakan bahwa perkembangan Minsel sudah maju. Tetapi, penilaian secara khusus belum seberapa. Untuk itu, visinya ingin memberdayakan Sumber Daya Alam (SDA) supaya lebih maju dan sejahtera. Sementara misinya, kedepan Minsel harus sejajar dengan daerah hasil pemekaran Minahasa. Karena potensi Minsel sangat memadai dari hasil bumi dan laut,’’ kata Maramis yang pernah bertugas di Irian dan Timtim serta tertarik dengan musik bambu, maengket dan budaya lainnya.
Menariknya, selama kurang lebih 20 tahun diluar Amurang-Minsel, keprihatinannya soal kebersihan dan keindahan belum ada. Dengan pertimbangan, bahwa kesadaran masyarakat Amurang-Minsel secara khusus belum ada. Memang, rakyat Amurang dan Minsel masih belum menyadari akan kebersihan. Padahal, kebersihan itu sangatlah penting.
‘’Kita harus menjaga kebersihan dan keindahan. Juga, membudayakan sumber daya alam. Terakhir, masalah pemerintahan di Minsel. Maramis menyebut harus lebih jujur. Juga memiliki disiplin, loyalitas serta wawasan luas kebangsaan tinggi kepada rakyat,’’ ungkap lelaki yang suka memberdayakan lahan milik dengan menanam kelapa, jati, jagung, padi rambutan, mangga dan matoa. (andries)