Manado – Ketersediaan vaksin rabies yang tidak seimbang dengan angka penyakit rabies akibat gigitan anjing di Minahasa Utara terangkat pada rapat Penguatan Peran SKPD Pengendalian Sonosis di Sulawesi Utara yang dilaksanakan Biro Kesra Sulut di ruang rapat F.J Tumbelaka kantor Gubernur, Rabu (22/3/2017).
Arti Warokka dari Dinas Pertanian dan Peternakan Minahasa Utara, mengatakan, pemerintah provinsi bisa membantu dalam hal ketersediaan vaksin.
“Beberapa kasus positif rabies. Anggaran vaksin sangat terbatas tidak seimbang anjing 40.000 ekor. Hanya anggaran 34 persen,
tahun ini hanya 8000 dosis. Faksinator kami memadai tapi hambatannya di pengadaan vaksin,” ujarArti Warokka.
Arti Warokka mengusulkan daerah populasi paling besar mendapat kuota vaksin lebih banyak. Minut sendiri kedua terbesar di
Sulut.
“Kami memiliki tenaga medis yang cukup karena vaksinator tidak harus dokter hewan. Sekali lagi kendala utama kami vaksin
masih kurang,” tandas Arti Warokka.
Rapat dihadiri Plt Kadis Kesehatan Debie Kalalo, Sekretaris Dinas Pertanian dan Peternakan Novly Wowiling, Kasubid Sonosis
Kemenko PMK Rama Prima Syahti Fauzi, kepala dinas serta perwakilan pemerintah kabupaten dan kota. (JerryPalohoon)
Manado – Ketersediaan vaksin rabies yang tidak seimbang dengan angka penyakit rabies akibat gigitan anjing di Minahasa Utara terangkat pada rapat Penguatan Peran SKPD Pengendalian Sonosis di Sulawesi Utara yang dilaksanakan Biro Kesra Sulut di ruang rapat F.J Tumbelaka kantor Gubernur, Rabu (22/3/2017).
Arti Warokka dari Dinas Pertanian dan Peternakan Minahasa Utara, mengatakan, pemerintah provinsi bisa membantu dalam hal ketersediaan vaksin.
“Beberapa kasus positif rabies. Anggaran vaksin sangat terbatas tidak seimbang anjing 40.000 ekor. Hanya anggaran 34 persen,
tahun ini hanya 8000 dosis. Faksinator kami memadai tapi hambatannya di pengadaan vaksin,” ujarArti Warokka.
Arti Warokka mengusulkan daerah populasi paling besar mendapat kuota vaksin lebih banyak. Minut sendiri kedua terbesar di
Sulut.
“Kami memiliki tenaga medis yang cukup karena vaksinator tidak harus dokter hewan. Sekali lagi kendala utama kami vaksin
masih kurang,” tandas Arti Warokka.
Rapat dihadiri Plt Kadis Kesehatan Debie Kalalo, Sekretaris Dinas Pertanian dan Peternakan Novly Wowiling, Kasubid Sonosis
Kemenko PMK Rama Prima Syahti Fauzi, kepala dinas serta perwakilan pemerintah kabupaten dan kota. (JerryPalohoon)