Manado, BeritaManado.com —
Pergerakan harga Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau menjadi faktor penggerak IHK baik di Manado maupun di Kotamobagu pada November 2020.
Kota Manado mengalami inflasi sebesar 0,27 persen (mtm) sementara kota Kotamobagu mencatat inflasi sebesar 0,65 persen (mtm).
Dengan demikian, inflasi tahunan Manado dan Kotamobagu masing-masing tercatat sebesar -0,27 persen (yoy) dan sebesar 3,21 persen (yoy).
Inflasi tahunan Manado tersebut berada dibawah rentang target inflasi nasional 3±1 persen (yoy), adapun inflasi Kotamobagu masih bergerak dalam rentang target dimaksud.
Secara nasional, IHK bulan November 2020 juga tercatat inflasi sebesar 0,28 persen (mtm) dengan laju inflasi tahun kalender sebesar 1,23 persen (ytd) dan laju inflasi tahunan sebesar 1,59 persen (yoy), juga berada di bawah rentang target inflasi tahun ini.
“Jika dilihat dari kelompok penyusunnya, pergerakan harga di Manado sebagian besar digerakkan oleh kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau,” ujar Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Sulawesi Utara (Sulut), Arbonas Hutabarat, Selasa (1/12/2020).
Indeks harga Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau mengalami inflasi sebesar 0,72 persen (mtm) dan memberikan kontribusi sebesar 0,21 persen (mtm).
Berlanjutnya pembalikan harga komoditas strategis bawang merah dan tomat menjadi faktor pendorong utama tekanan inflasi kelompok tersebut di Kota Manado.
Komoditas bawang merah dan tomat kembali melanjutkan pembalikan harga bulan ini setelah secara berturut-turut mengalami deflasi pada bulan Juli-September 2020.
Hal ini juga sejalan dengan pola historis pergerakan harga komoditas tersebut yang cenderung naik di akhir tahun.
Meski demikian, kenaikan tekanan kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau tertahan penurunan harga komoditas cabai rawit dan ikan cakalang.
Penurunan harga cabai rawit sejalan dengan penurunan disparitas harga antar provinsi terutama pada pasar tradisional.
Sementara itu, penurunan harga ikan cakalang didukung kenaikan pasokan sejalan dengan anomali cuaca yang relatif berkurang selama bulan November 2020.
Bank Indonesia juga merilis, tekanan inflasi di Manado juga ikut didorong kenaikan tarif angkutan udara yang memberikan kontribusi inflasi sebesar 0,08 persen (mtm).
Meskipun sudah mengalami pembebasan biaya pelayanan jasa penumpang dan pesawat udara (PJP2U), kenaikan permintaan menjelang akhir tahun dan berkurangnya harga promosi oleh maskapai Iow cost carrier mendorong kenaikan tarif angkutan udara secara umum.
Sementara itu, fenomena yang hampir sama juga terjadi di Kotamobagu di mana kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau juga menjadi faktor penyebab utama deflasi di Kotamobagu.
Kelompok tersebut memberikan kontribusi inflasi sebesar 0,52 persen (mtm) dari total tekanan inflasi bulanan Kotamobagu sebesar 0,65 persen (mtm).
Kenaikan tekanan inflasi tersebut terutama berasal dari kenaikan komoditas bawang merah, cakalang diawetkan, ikan tongkol dan tomat.
Kenaikan harga bawang merah dan tomat sejalan dengan fenomena yang terjadi di Kota Manado.
Meski demikian penurunan harga pada komoditas ikan cakalang, bayam dan kangkung menahan tekanan inflasi yang lebih tinggi dari kelompok tersebut.
Sementara itu, tekanan inflasi di Kotamobagu juga didorong oleh kenaikan harga lima kelompok pembentuk inflasi Iainnya, berbeda dengan Manado yang digerakkan oleh dua kelompok pembentuk inflasi.
Bank Indonesia dan TPID Sulut memandang meningkatnya tekanan inflasi di Kota Manado sesuai dengan pola historis memberikan indikasi pemulihan konsumsi masyarakat.
Aktivitas sosial ekonomi kembali menunjukan tren positif pada November 2020 setelah pada Oktober cenderung stagnan.
Rata-rata Google Mobility Index untuk Sulawesi Utara terutama untuk kategori grosir dan farmasi telah mencapai angka positif pada bulan Oktober 2020 terus berlanjut hingga November 2020.
Hal ini menunjukan level aktivitas grosir dan farmasi setidaknya sudah serupa dibandingkan level aktivitas pra COVID-19.
Dari sisi retail dan rekreasi, meski lambat, kenaikan aktivitas tetap ada seiring penurunan dari baseline pra COVID-19 pada November rata-rata tercatat sebesar -12,9 persen Iebih rendah dibanding Oktober yang tercatat sebesar -15,2 persen.
“Kenaikan aktivitas ini diperkirakan akan terus berlanjut pada bulan Desember. Kenaikan aktivitas juga didorong dengan permintaan yang cenderung meningkat pada akhir tahun menjelang hari raya natal dan tahun baru,” kata Arbonas.
Meningkatnya aktivitas dan permintaan masyarakat akan ditransmisikan pada kenaikan tekanan inflasi.
Hal ini juga sejalan dengan pola historis tekanan inflasi Kota Manado yang relatif tinggi pada akhir tahun.
Meski demikian, inflasi diperkirakan masih akan terkendali seiring adanya kenaikan produksi dan membaiknya ketersediaan pasokan komoditas-komoditas strategis.
Ke depan, pengendalian inflasi tidak dapat dilepaskan dari pergerakan aktivitas ekonomi.
Kurva kasus aktif Covid-19 Sulawesi Utara perlu terus ditekan dan dipertahankan pada level yang terkendali sehingga aktivitas sosial ekonomi masyarakatnya tetap meningkat.
Meski berisiko memberikan tekanan inflasi, peningkatan aktivitas tentu akan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Oleh karena itu, Bank Indonesia memandang bahwa upaya bersama serta sinergi seluruh Dinas dan Kementerian/Lembaga terkait untuk menjaga ketersediaan pasokan komoditas strategis perlu dilakukan dalam pengendalian inflasi di tengah potensi peningkatan permintaan.
Ketersediaan pasokan dan manajemen stok pangan akan Iebih efektif dan efisien bila dilakukan antar daerah dengan memanfaatkan sumber daya daerah yang berlebih.
Koordinasi lintas TPID kabupaten/kota terutama dengan TPID di wilayah produsen pangan penting diperkuat untuk mengantisipasi potensi permasalahan pasokan, distribusi maupun keterjangkauan harga secara dini.
“Selain itu, salah satu langkah strategis yang potensial adalah dengan membangun Kerjasama Antar Daerah (KAD), yang diharapkan akan mendukung terciptanya mekanisme perdagangan komoditas strategis yang Iebih efisien di Manado dan Kotamobagu,” pungkas Arbonas.
(***/srisurya)
Manado, BeritaManado.com —
Pergerakan harga Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau menjadi faktor penggerak IHK baik di Manado maupun di Kotamobagu pada November 2020.
Kota Manado mengalami inflasi sebesar 0,27 persen (mtm) sementara kota Kotamobagu mencatat inflasi sebesar 0,65 persen (mtm).
Dengan demikian, inflasi tahunan Manado dan Kotamobagu masing-masing tercatat sebesar -0,27 persen (yoy) dan sebesar 3,21 persen (yoy).
Inflasi tahunan Manado tersebut berada dibawah rentang target inflasi nasional 3±1 persen (yoy), adapun inflasi Kotamobagu masih bergerak dalam rentang target dimaksud.
Secara nasional, IHK bulan November 2020 juga tercatat inflasi sebesar 0,28 persen (mtm) dengan laju inflasi tahun kalender sebesar 1,23 persen (ytd) dan laju inflasi tahunan sebesar 1,59 persen (yoy), juga berada di bawah rentang target inflasi tahun ini.
“Jika dilihat dari kelompok penyusunnya, pergerakan harga di Manado sebagian besar digerakkan oleh kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau,” ujar Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Sulawesi Utara (Sulut), Arbonas Hutabarat, Selasa (1/12/2020).
Indeks harga Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau mengalami inflasi sebesar 0,72 persen (mtm) dan memberikan kontribusi sebesar 0,21 persen (mtm).
Berlanjutnya pembalikan harga komoditas strategis bawang merah dan tomat menjadi faktor pendorong utama tekanan inflasi kelompok tersebut di Kota Manado.
Komoditas bawang merah dan tomat kembali melanjutkan pembalikan harga bulan ini setelah secara berturut-turut mengalami deflasi pada bulan Juli-September 2020.
Hal ini juga sejalan dengan pola historis pergerakan harga komoditas tersebut yang cenderung naik di akhir tahun.
Meski demikian, kenaikan tekanan kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau tertahan penurunan harga komoditas cabai rawit dan ikan cakalang.
Penurunan harga cabai rawit sejalan dengan penurunan disparitas harga antar provinsi terutama pada pasar tradisional.
Sementara itu, penurunan harga ikan cakalang didukung kenaikan pasokan sejalan dengan anomali cuaca yang relatif berkurang selama bulan November 2020.
Bank Indonesia juga merilis, tekanan inflasi di Manado juga ikut didorong kenaikan tarif angkutan udara yang memberikan kontribusi inflasi sebesar 0,08 persen (mtm).
Meskipun sudah mengalami pembebasan biaya pelayanan jasa penumpang dan pesawat udara (PJP2U), kenaikan permintaan menjelang akhir tahun dan berkurangnya harga promosi oleh maskapai Iow cost carrier mendorong kenaikan tarif angkutan udara secara umum.
Sementara itu, fenomena yang hampir sama juga terjadi di Kotamobagu di mana kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau juga menjadi faktor penyebab utama deflasi di Kotamobagu.
Kelompok tersebut memberikan kontribusi inflasi sebesar 0,52 persen (mtm) dari total tekanan inflasi bulanan Kotamobagu sebesar 0,65 persen (mtm).
Kenaikan tekanan inflasi tersebut terutama berasal dari kenaikan komoditas bawang merah, cakalang diawetkan, ikan tongkol dan tomat.
Kenaikan harga bawang merah dan tomat sejalan dengan fenomena yang terjadi di Kota Manado.
Meski demikian penurunan harga pada komoditas ikan cakalang, bayam dan kangkung menahan tekanan inflasi yang lebih tinggi dari kelompok tersebut.
Sementara itu, tekanan inflasi di Kotamobagu juga didorong oleh kenaikan harga lima kelompok pembentuk inflasi Iainnya, berbeda dengan Manado yang digerakkan oleh dua kelompok pembentuk inflasi.
Bank Indonesia dan TPID Sulut memandang meningkatnya tekanan inflasi di Kota Manado sesuai dengan pola historis memberikan indikasi pemulihan konsumsi masyarakat.
Aktivitas sosial ekonomi kembali menunjukan tren positif pada November 2020 setelah pada Oktober cenderung stagnan.
Rata-rata Google Mobility Index untuk Sulawesi Utara terutama untuk kategori grosir dan farmasi telah mencapai angka positif pada bulan Oktober 2020 terus berlanjut hingga November 2020.
Hal ini menunjukan level aktivitas grosir dan farmasi setidaknya sudah serupa dibandingkan level aktivitas pra COVID-19.
Dari sisi retail dan rekreasi, meski lambat, kenaikan aktivitas tetap ada seiring penurunan dari baseline pra COVID-19 pada November rata-rata tercatat sebesar -12,9 persen Iebih rendah dibanding Oktober yang tercatat sebesar -15,2 persen.
“Kenaikan aktivitas ini diperkirakan akan terus berlanjut pada bulan Desember. Kenaikan aktivitas juga didorong dengan permintaan yang cenderung meningkat pada akhir tahun menjelang hari raya natal dan tahun baru,” kata Arbonas.
Meningkatnya aktivitas dan permintaan masyarakat akan ditransmisikan pada kenaikan tekanan inflasi.
Hal ini juga sejalan dengan pola historis tekanan inflasi Kota Manado yang relatif tinggi pada akhir tahun.
Meski demikian, inflasi diperkirakan masih akan terkendali seiring adanya kenaikan produksi dan membaiknya ketersediaan pasokan komoditas-komoditas strategis.
Ke depan, pengendalian inflasi tidak dapat dilepaskan dari pergerakan aktivitas ekonomi.
Kurva kasus aktif Covid-19 Sulawesi Utara perlu terus ditekan dan dipertahankan pada level yang terkendali sehingga aktivitas sosial ekonomi masyarakatnya tetap meningkat.
Meski berisiko memberikan tekanan inflasi, peningkatan aktivitas tentu akan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Oleh karena itu, Bank Indonesia memandang bahwa upaya bersama serta sinergi seluruh Dinas dan Kementerian/Lembaga terkait untuk menjaga ketersediaan pasokan komoditas strategis perlu dilakukan dalam pengendalian inflasi di tengah potensi peningkatan permintaan.
Ketersediaan pasokan dan manajemen stok pangan akan Iebih efektif dan efisien bila dilakukan antar daerah dengan memanfaatkan sumber daya daerah yang berlebih.
Koordinasi lintas TPID kabupaten/kota terutama dengan TPID di wilayah produsen pangan penting diperkuat untuk mengantisipasi potensi permasalahan pasokan, distribusi maupun keterjangkauan harga secara dini.
“Selain itu, salah satu langkah strategis yang potensial adalah dengan membangun Kerjasama Antar Daerah (KAD), yang diharapkan akan mendukung terciptanya mekanisme perdagangan komoditas strategis yang Iebih efisien di Manado dan Kotamobagu,” pungkas Arbonas.
(***/srisurya)