Manado – Apa jadinya bila media massa mulai kehilangan fungsinya sebagai penyeimbang antara penguasa dan kepentingan masyarakat? Berita-berita kritikan untuk pejabat terus menghilang, tak pernah diberitakan lagi.
Kritikan untuk media pun mengalir dari sejumlah jejaring sosial. Akun Lucky Rumopa Iwan di Facebook secara gamblang lewat statusnya menyentil tidak kritisnya produk jurnalisme di Sulut masa kini.
“Media massa tidak kritis lagi,” tulisnya pada Jumat (25/10/2013).
Rumopa terang-terangan menyentil berbagai masalah sosial yang harusnya terangkat lewat media, namun terkesan ditutup.
“berbondong bondong Anggota DPRD Manado ke Liverpool untuk studi banding di akhir masa tugas (tdk signifikan lagi), Kemelut dan ketidakjelasan pengelolaan pertambangan di Sulut, jalan-jalan berlobang-lobang,” hingga “PLN PLN PLN, air yg kotor, ada beberapa bocoran air di jalan dibiarkan.. – Status Akun Lucky Rumopa Iwan.
Yang selalu ditulis media, menurutnya adalah berita yang menyenangkan pejabat. Postingan status itu terlihat ramai dikomentari sejumlah pengguna Facebook termasuk beberapa public figure.
“Media sebuah wadah merekam berbagai aktifitas, termasuk alat kontrol masyarakat terhadap berbagai aspek hidup. Mencermati fungsi kontrol sosial, cendrung media telah memainkan peran ganda dalam pemberitaan,” jelas Rumopa kepada BeritaManado.com (26/10/2013) terkait status Facebooknya.
Rumopa menambahkan bila banyak berita utama lebih menyenangkan pejabat daripada soal yang dihadapi rakyat.
Banyak berita dibayar sehingga substansi yang harus dilihat terabaikan – Lucky Rumopa.
Ini komentar atas status Akun Facebook Lucky Rumopa Iwan, antara lain:
Novita Sikome: Stuju skali om Pdt… ada media masa tertentu yg malag sepertinya jadi Jubir pemerintah, jadi media propaganda untuk menyebarkan semua yg bagus2 ttg pemerintah. Bahkan, ada salah satu media massa top bin markotop, brapa kali kita sempat ka drg pe pusat, depe jurnalis2 sibuk main PS, bukannya di lapangan cari berita, trus ada yg buka2 internet sambil nyatet2 di notes (berita kurang jaga ambe di internet kong modif sadiki? Kasiang!!!) Bukang cuma 1 kali dapa riki bagitu. Sampe jadi pertanyaan pa kita, depe berita dapa bagimana dang? Adakah media massa di Manado yg memang menyuarakan independesi jurnalisme?
Sama jo deng PLN pe cerita dongeng itu….kalu drg mo beking lampu disko tu listrik alias mati manyala jago skali, giliran org terlambat bayar PLN pe algojo lgsg dtg mo gunting. Malah kita pernah di tagih 3 bulan, padahal so bayar nda pernah terlambat, ternyata drg pe sistem yg salah kote! Hedeh!
Thejimm Langapa: Pers so dikendalikan oleh para elit2 politik, kalaupun ada pers yg bersih ibarat mencari jarum di tumpukan jerami..heheh
Nicky E B Lumingas: sekarang ini media lebih suka mengisi iklan2 seperti show room, obat asam urat, obat herbal, obat kuat. ketimbang mengawal setiap kasus yg terjadi.
Jopie L Maukar: ..bagitu ini kwa perlu..kase maso di samua forum sosial media…
..tambahan = ..tu sampah ..apalagi tu sisa2 beker plastik aqua….tersebar dari Minahasa bagian selatan smpe utara…kurang rupa tu bintang2 bersebaran di jalang…tempat pembuangan sampah liar…wartawan nyanda dapa lia ni dia katuun ato mungkin qtorang nyanda sadar…krna so ta biasa.
Bagaimana komentar anda? (Ady Putong)
Manado – Apa jadinya bila media massa mulai kehilangan fungsinya sebagai penyeimbang antara penguasa dan kepentingan masyarakat? Berita-berita kritikan untuk pejabat terus menghilang, tak pernah diberitakan lagi.
Kritikan untuk media pun mengalir dari sejumlah jejaring sosial. Akun Lucky Rumopa Iwan di Facebook secara gamblang lewat statusnya menyentil tidak kritisnya produk jurnalisme di Sulut masa kini.
“Media massa tidak kritis lagi,” tulisnya pada Jumat (25/10/2013).
Rumopa terang-terangan menyentil berbagai masalah sosial yang harusnya terangkat lewat media, namun terkesan ditutup.
“berbondong bondong Anggota DPRD Manado ke Liverpool untuk studi banding di akhir masa tugas (tdk signifikan lagi), Kemelut dan ketidakjelasan pengelolaan pertambangan di Sulut, jalan-jalan berlobang-lobang,” hingga “PLN PLN PLN, air yg kotor, ada beberapa bocoran air di jalan dibiarkan.. – Status Akun Lucky Rumopa Iwan.
Yang selalu ditulis media, menurutnya adalah berita yang menyenangkan pejabat. Postingan status itu terlihat ramai dikomentari sejumlah pengguna Facebook termasuk beberapa public figure.
“Media sebuah wadah merekam berbagai aktifitas, termasuk alat kontrol masyarakat terhadap berbagai aspek hidup. Mencermati fungsi kontrol sosial, cendrung media telah memainkan peran ganda dalam pemberitaan,” jelas Rumopa kepada BeritaManado.com (26/10/2013) terkait status Facebooknya.
Rumopa menambahkan bila banyak berita utama lebih menyenangkan pejabat daripada soal yang dihadapi rakyat.
Banyak berita dibayar sehingga substansi yang harus dilihat terabaikan – Lucky Rumopa.
Ini komentar atas status Akun Facebook Lucky Rumopa Iwan, antara lain:
Novita Sikome: Stuju skali om Pdt… ada media masa tertentu yg malag sepertinya jadi Jubir pemerintah, jadi media propaganda untuk menyebarkan semua yg bagus2 ttg pemerintah. Bahkan, ada salah satu media massa top bin markotop, brapa kali kita sempat ka drg pe pusat, depe jurnalis2 sibuk main PS, bukannya di lapangan cari berita, trus ada yg buka2 internet sambil nyatet2 di notes (berita kurang jaga ambe di internet kong modif sadiki? Kasiang!!!) Bukang cuma 1 kali dapa riki bagitu. Sampe jadi pertanyaan pa kita, depe berita dapa bagimana dang? Adakah media massa di Manado yg memang menyuarakan independesi jurnalisme?
Sama jo deng PLN pe cerita dongeng itu….kalu drg mo beking lampu disko tu listrik alias mati manyala jago skali, giliran org terlambat bayar PLN pe algojo lgsg dtg mo gunting. Malah kita pernah di tagih 3 bulan, padahal so bayar nda pernah terlambat, ternyata drg pe sistem yg salah kote! Hedeh!
Thejimm Langapa: Pers so dikendalikan oleh para elit2 politik, kalaupun ada pers yg bersih ibarat mencari jarum di tumpukan jerami..heheh
Nicky E B Lumingas: sekarang ini media lebih suka mengisi iklan2 seperti show room, obat asam urat, obat herbal, obat kuat. ketimbang mengawal setiap kasus yg terjadi.
Jopie L Maukar: ..bagitu ini kwa perlu..kase maso di samua forum sosial media…
..tambahan = ..tu sampah ..apalagi tu sisa2 beker plastik aqua….tersebar dari Minahasa bagian selatan smpe utara…kurang rupa tu bintang2 bersebaran di jalang…tempat pembuangan sampah liar…wartawan nyanda dapa lia ni dia katuun ato mungkin qtorang nyanda sadar…krna so ta biasa.
Bagaimana komentar anda? (Ady Putong)