Salah satu penampilan Marching Band Haleluya SMP Kristen Tomohon.
TOMOHON, beritamanado.com – Kepala Sekolah SMP Kristen Tomohon Rody Tulung SPd angkat bicara soal tertundanya kepulangan personel Marching Band Haleluya yang kini ramai diberitakan. Secara tegas Tulung mengatakan Pemkot Tomohon tidak terlibat dan Walikota Jimmy Eman SE Ak tidak mengetahui keikutsertaan tim dan keikutsertaan ini atas inisiatif paguyuban orang tua dan anak-anak Marching Band Haleluya.
“Saya dan guru/pegawai SMP Kristen Tomohon meminta maaf kepada Pemerintah Kota Tomohon lebih khusus kepada Walikota Tomohon atas pernyataan yang menyudutkan walikota berkaitan masalah kepulangan siswa yang tertunda karena belum tersedianya tiket pulang. Dan ini bukan tanggung jawab pemkot karena bukan utusan pemkot untuk ikut lomba di Bandung tetapi sepenuhnya tanggung jawab pengurus paguyuban dan orang tua yang menjamin lewat dana yang dijanjikan,” katanya.
Lanjutnya, keikutsertaan ini inisiatif paguyuban orang tua dari anggota club yang baru terbentuk awal September 2015 dan semua biaya tanggung jawab panguyuban. “Karena di awal pertemuan dengan orang tua pada minggu terakhir Agustus 2015, saya sebagai kepala sekolah menyatakan tidak siap karena tidak ada anggaran ataupun dana untuk hal itu. Secara spontan orang tua yang hadir dalam pertemuan tersebut menyatakan siap dengan berbagai upaya termasuk orang tua siap tanggung dana sebesar 4 juta per peserta. Tetapi kenyataannya sampai saat ini sebagian besar belum memenuhi tanggungan itu,” ungkap Tulung.
Kendati demikian, katanya, sebagai wujud tanggung jawab sekolah telah menyerahkan biaya tiket untuk kepulangan kloter pertama yakni 7 siswa dan selanjutnya akan diupayakan seluruh anggota Marching Band Haleluya. “Pihak sekolah bertanggung jawab penuh dalam masalah ini dan pendanaan dari sekolah bukan dari pihak-pihak lainnya untuk proses pemulangan yang tertunda. Begitu juga keikutsertaan ke enam guru yang mendampingi para siswa mereka membayar tiket masing-masing. Justru para pengurus paguyuban yang adalah orang tua anggota marching band yang mengatur semuanya. Saat ini sudah ada beberapa siswa yang telah kembali bersama orang tua mereka. Perlu diinformasikan bahwa sampai saat ini tidak ada keluhan atau keberatan dari orang tua siswa yang ikut dalam kegiatan ini karena mereka yang tahu persis untuk pendanaan kegiatan ini yang semuanya dari mereka,” pungkasnya. (ray)
Salah satu penampilan Marching Band Haleluya SMP Kristen Tomohon.
TOMOHON, beritamanado.com – Kepala Sekolah SMP Kristen Tomohon Rody Tulung SPd angkat bicara soal tertundanya kepulangan personel Marching Band Haleluya yang kini ramai diberitakan. Secara tegas Tulung mengatakan Pemkot Tomohon tidak terlibat dan Walikota Jimmy Eman SE Ak tidak mengetahui keikutsertaan tim dan keikutsertaan ini atas inisiatif paguyuban orang tua dan anak-anak Marching Band Haleluya.
“Saya dan guru/pegawai SMP Kristen Tomohon meminta maaf kepada Pemerintah Kota Tomohon lebih khusus kepada Walikota Tomohon atas pernyataan yang menyudutkan walikota berkaitan masalah kepulangan siswa yang tertunda karena belum tersedianya tiket pulang. Dan ini bukan tanggung jawab pemkot karena bukan utusan pemkot untuk ikut lomba di Bandung tetapi sepenuhnya tanggung jawab pengurus paguyuban dan orang tua yang menjamin lewat dana yang dijanjikan,” katanya.
Lanjutnya, keikutsertaan ini inisiatif paguyuban orang tua dari anggota club yang baru terbentuk awal September 2015 dan semua biaya tanggung jawab panguyuban. “Karena di awal pertemuan dengan orang tua pada minggu terakhir Agustus 2015, saya sebagai kepala sekolah menyatakan tidak siap karena tidak ada anggaran ataupun dana untuk hal itu. Secara spontan orang tua yang hadir dalam pertemuan tersebut menyatakan siap dengan berbagai upaya termasuk orang tua siap tanggung dana sebesar 4 juta per peserta. Tetapi kenyataannya sampai saat ini sebagian besar belum memenuhi tanggungan itu,” ungkap Tulung.
Kendati demikian, katanya, sebagai wujud tanggung jawab sekolah telah menyerahkan biaya tiket untuk kepulangan kloter pertama yakni 7 siswa dan selanjutnya akan diupayakan seluruh anggota Marching Band Haleluya. “Pihak sekolah bertanggung jawab penuh dalam masalah ini dan pendanaan dari sekolah bukan dari pihak-pihak lainnya untuk proses pemulangan yang tertunda. Begitu juga keikutsertaan ke enam guru yang mendampingi para siswa mereka membayar tiket masing-masing. Justru para pengurus paguyuban yang adalah orang tua anggota marching band yang mengatur semuanya. Saat ini sudah ada beberapa siswa yang telah kembali bersama orang tua mereka. Perlu diinformasikan bahwa sampai saat ini tidak ada keluhan atau keberatan dari orang tua siswa yang ikut dalam kegiatan ini karena mereka yang tahu persis untuk pendanaan kegiatan ini yang semuanya dari mereka,” pungkasnya. (ray)