Tomohon – Kerja keras dari seluruh jajaran Kepolisian Resort (Polres) Tomohon dalam sebulan terakhir ini guna mengungkap misteri di balik tewasnya Fransiska Yulie Wowor (26), perempuan asal Kelurahan Matani II Lingkungan VII akhirnya berbuah manis.
Pasalnya, selain sukses membongkar kasus ini, informasi yang berhasil dirangkum beritamanado.com menyebutkan, kepolisian saat ini telah melakukan penahanan serta pemeriksaan intensif terhadap HR (30-an), tukang ojek asal Kecamatan Tomohon Selatan yang diduga kuat sebagai aktor utama penyebab tewasnya alumnus Universitas Negeri Manado (Unima) di Tondano tersebut. Kepolisian sendiri diperoleh kabar baru akan menggelar konferensi persnya pada hari ini, Kamis 9 Februari 2012.
Seperti diketahui, di awal tahun ini, tepatnya pada Selasa 10 Januari 2012 lalu, publik Kota Tomohon dan sekitarnya dihebohkan dengan ditemukannya seorang wanita tanpa identitas tergelatak dalam keadaan sekarat di atas jalan raya di Kelurahan Paslaten II, Kecamatan Tomohon Tengah, sekitar pukul 20.00 Wita.
Namun, tak berselang lama, identitas korban akhirnya diketahui yakni Fransiska Yulie Wowor (26), perempuan asal Kelurahan Matani II Lingkungan VII. Putri dari pasangan Alex Wowor dan Femmy Lembong ini menghembuskan nafasnya terakhir di RS Bethesda Tomohon, setelah sebelumnya sempat di bawa ke RS Gunung Maria Tomohon.
Dari penuturan Veronika Wowor, adik korban, Yulie yang tercatat sebagai alumnus Universitas Negeri Manado (Unima) ini sempat menghubungi dirinya sesaat sebelum kejadian sembari mengatakan bahwa dirinya sedang berada di salah satu salon. “Yul ngana dimana, napa mama da suruh tanya. Dia cuma da jawab iyo-iyo kong se mati HP,” ujarnya lirih menahan tangis di depan sejumlah aparat kepolisian yang mewawancarainya di salah satu ruangan SMP Kristen Tomohon.
Sementara dari pengakuan Femmy Lembong, ibu korban bahwa putrinya tersebut sempat mengatakan akan mengganti nomor telepon genggam miliknya. “Memang sebelumnya Yuli sempat bilang mo ganti nomor HP. Soalnya nomor yang dia pake katanya nembole ba internet akang, nda ja ta sambung. Kan kebetulan minggu lalu dia ada beli BB (BlackBerry, red) baru, disamping HP lama miliknya merk Nokia,” ujar Femmy, menirukan ucapan putrinya yang sempat menjadi honorer di SMP Kristen Tomohon ini.
Dikatakannya, lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Manado (Unima) ini merupakan anak rumahan yang jarang keluar rumah. “Setahu saya dia (Yuli, red) belum memiliki pacar dan jarang sekali kaluar rumah. Terus kalo mo kamana-mana paling baku bawa deng Vero, depe ade,” ungkapnya lirih memendam kepedihan yang dalam. (iker)
Tomohon – Kerja keras dari seluruh jajaran Kepolisian Resort (Polres) Tomohon dalam sebulan terakhir ini guna mengungkap misteri di balik tewasnya Fransiska Yulie Wowor (26), perempuan asal Kelurahan Matani II Lingkungan VII akhirnya berbuah manis.
Pasalnya, selain sukses membongkar kasus ini, informasi yang berhasil dirangkum beritamanado.com menyebutkan, kepolisian saat ini telah melakukan penahanan serta pemeriksaan intensif terhadap HR (30-an), tukang ojek asal Kecamatan Tomohon Selatan yang diduga kuat sebagai aktor utama penyebab tewasnya alumnus Universitas Negeri Manado (Unima) di Tondano tersebut. Kepolisian sendiri diperoleh kabar baru akan menggelar konferensi persnya pada hari ini, Kamis 9 Februari 2012.
Seperti diketahui, di awal tahun ini, tepatnya pada Selasa 10 Januari 2012 lalu, publik Kota Tomohon dan sekitarnya dihebohkan dengan ditemukannya seorang wanita tanpa identitas tergelatak dalam keadaan sekarat di atas jalan raya di Kelurahan Paslaten II, Kecamatan Tomohon Tengah, sekitar pukul 20.00 Wita.
Namun, tak berselang lama, identitas korban akhirnya diketahui yakni Fransiska Yulie Wowor (26), perempuan asal Kelurahan Matani II Lingkungan VII. Putri dari pasangan Alex Wowor dan Femmy Lembong ini menghembuskan nafasnya terakhir di RS Bethesda Tomohon, setelah sebelumnya sempat di bawa ke RS Gunung Maria Tomohon.
Dari penuturan Veronika Wowor, adik korban, Yulie yang tercatat sebagai alumnus Universitas Negeri Manado (Unima) ini sempat menghubungi dirinya sesaat sebelum kejadian sembari mengatakan bahwa dirinya sedang berada di salah satu salon. “Yul ngana dimana, napa mama da suruh tanya. Dia cuma da jawab iyo-iyo kong se mati HP,” ujarnya lirih menahan tangis di depan sejumlah aparat kepolisian yang mewawancarainya di salah satu ruangan SMP Kristen Tomohon.
Sementara dari pengakuan Femmy Lembong, ibu korban bahwa putrinya tersebut sempat mengatakan akan mengganti nomor telepon genggam miliknya. “Memang sebelumnya Yuli sempat bilang mo ganti nomor HP. Soalnya nomor yang dia pake katanya nembole ba internet akang, nda ja ta sambung. Kan kebetulan minggu lalu dia ada beli BB (BlackBerry, red) baru, disamping HP lama miliknya merk Nokia,” ujar Femmy, menirukan ucapan putrinya yang sempat menjadi honorer di SMP Kristen Tomohon ini.
Dikatakannya, lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Manado (Unima) ini merupakan anak rumahan yang jarang keluar rumah. “Setahu saya dia (Yuli, red) belum memiliki pacar dan jarang sekali kaluar rumah. Terus kalo mo kamana-mana paling baku bawa deng Vero, depe ade,” ungkapnya lirih memendam kepedihan yang dalam. (iker)