Ratahan – Pasca dilakukannya penertiban hingga insiden meninggalnya seorang penambang akibat tertimbun di wilayah Kebun Raya Megawati Soekarnoputri, ternyata belum memberikan efek jera.
Terpantau, suasana di pintu gerbang Kebun Raya Megawati Soekarnoputri yang merupakan akses masuk utama masih dipadati kendaraan.
Terkait hal tersebut, Kepala UPTD Kebun Raya, Arnold Tambuwun mengakui bahwa memang masih ada penambang ilegal yang tak indahkan imbauan yang diberikan.
“Memang waktu saya turun langsung dan monitor di lapangan, hal itu masih di dapati. Sementara untuk kendaraan yang padati pintu gerbang, mereka mengaku bermaksud mengambil sisa peralatan yang masih tertinggal, usai penertiban lalu,” ungkap Arnold Tambuwun, Jumat (19/6/2020).
Terkait hal ini, sebagai pihak yang bertanggung jawab, dirinya tetap mengingatkan petugas yang terdiri dari TNI-POLRI, serta Pol PP, untuk mencegah jika ada yang berniat melakukan aktivitas tambang di dalam kebun raya.
“Selaku petugas dan pemerintah, saya menginstruksikan agar tetap mengawasi dan melarang bila ada yang berniat melakukan aktivitas galian di dalam kawasan. Kalau perlu jangan dibiarkan masuk,” tandasnya.
Namun diakuinya, minimnya personil menjadi kendala untuk memaksimalkan penjagaan dan pengamanan di area kebun raya.
“Ini masalahnya, jika melihat luas wilayah kebun raya dan personil yang terbatas maka sulit menjaga setiap jengkal kebun raya. Masih banyak akses masuk alternatif atau jalan tikus yang dimanfaatkan penambang ilegal,” pungkasnya.
Meski begitu, pihaknya tetap berusaha semaksimal mungkin melakukan tugas menjaga kebun raya dari aktivitas penambang ilegal.
“Imbauan untuk tidak melakukan aktivitas penambangan di kebun raya terus dilakukan karena ini ilegal. Ini terus kami ingatkan kepada warga sekitar,” tutupnya.
(***/Jenly Wenur)