Manado – Pembahasan Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) APBD induk 2014 yang digelar Komisi I DPRD Sulut dan Biro Tata Pemerintahan dan Humas, Kamis (20/11/2013) siang, berlangsung alot. Komisi yang membidangi Pemerintahan dan Hukum itu protes dengan usulan anggaran dari Biro Tapem untuk mensponsori iven Konferensi Internasional Jurnalis Televisi (IJTI) yang akan digelar di Sulut, 2014 nanti, sebesar Rp 3,9 miliar.
Menurut Wakil Ketua Komisi I, Tonny Daud Kaunang STh, tidak ada aturan bagi pemprov untuk mensponsori penuh kegiatan di luar pemerintahan.
Tidak ada aturan bagi pemprov untuk membiayai sebuah kegiatan di luar pemerintahan, apalagi sudah diperincikan hingga tiket pesawat, hotel dan honorarium bagi panitia – Tonny Daud Kaunang STh, Wakil Ketua Komisi I DPRD Sulut.
Ia juga menegaskan bahwa pihaknya tidak akan menyetujui karena dikuatirkan akan menyalahi aturan dan bisa terjerat kasus hukum. “Jika disetujui pun, harus ada catatan jika dikemudian hari ditemukan ada aturan hukum dilanggar, saya minta ini menjadi tanggungjawab Biro Tapem yang mengusulkan,” tegas politisi Golkar itu.
Selain itu sejumlah anggota Komisi I kaget dengan RKA Biro Tapem yang berbeda dengan KUA-PPAS yang ditetapkan sebelumnya. “Pada
KUA-PPAS tidak ada usulan anggaran untuk acara IJTI. Setahu kami hanya Rp 6 miliar dan kini membengkak menjadi Rp 10 miliar,” protes mereka.
Terkait hal ini, Karo Tapem, DR Noldy Tendean menjelaskan bahwa iven IJTI tersebut bersifat internasional dan akan dihadiri oleh 3 ribu peserta.
Sedangkan Ketua IJTI Sulut, Amanda Komaling yang dikonfirmasi terkejut dengan usulan anggaran oleh pemprov untuk iven yang akan digelar 2014 nanti. “Itu proposal konferensi jurnalis televisi internasional di Sulut tahun depan. Namun itu tidak bersifat terikat karena tawaran paket sponsorship juga kita sampaikan ke potensial sponsor lain,” ujar dia. “Semua proposal yangg diajukan kontra prestasi, no worry,” tambah dia.
Ia menjelaskan bahwa yang didukung pemprov nantinya, ada laboratorium broadcast yang merupakan bagian komitmen dari IJTI untuk mempersiapkan diri sebagai jurnalis yang siap menghadapi era konvergensi dan semua harus dihadapi bersama seluruh komponen.
“Laboratorium broadcast juga nantinya akan berfungsi sebagai uji kompetensi jurnalis televisi di Sulut ini akan mendorong komponen seperti Kominfo dan KPI utk memberikan ijin televisi komunitas sebagai komitmen untuk peningkatan kapasitas jurnalis di Sulut yang,” terang wartawan Metro TV itu. (Tim)
Baca juga:
Manado – Pembahasan Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) APBD induk 2014 yang digelar Komisi I DPRD Sulut dan Biro Tata Pemerintahan dan Humas, Kamis (20/11/2013) siang, berlangsung alot. Komisi yang membidangi Pemerintahan dan Hukum itu protes dengan usulan anggaran dari Biro Tapem untuk mensponsori iven Konferensi Internasional Jurnalis Televisi (IJTI) yang akan digelar di Sulut, 2014 nanti, sebesar Rp 3,9 miliar.
Menurut Wakil Ketua Komisi I, Tonny Daud Kaunang STh, tidak ada aturan bagi pemprov untuk mensponsori penuh kegiatan di luar pemerintahan.
Tidak ada aturan bagi pemprov untuk membiayai sebuah kegiatan di luar pemerintahan, apalagi sudah diperincikan hingga tiket pesawat, hotel dan honorarium bagi panitia – Tonny Daud Kaunang STh, Wakil Ketua Komisi I DPRD Sulut.
Ia juga menegaskan bahwa pihaknya tidak akan menyetujui karena dikuatirkan akan menyalahi aturan dan bisa terjerat kasus hukum. “Jika disetujui pun, harus ada catatan jika dikemudian hari ditemukan ada aturan hukum dilanggar, saya minta ini menjadi tanggungjawab Biro Tapem yang mengusulkan,” tegas politisi Golkar itu.
Selain itu sejumlah anggota Komisi I kaget dengan RKA Biro Tapem yang berbeda dengan KUA-PPAS yang ditetapkan sebelumnya. “Pada
KUA-PPAS tidak ada usulan anggaran untuk acara IJTI. Setahu kami hanya Rp 6 miliar dan kini membengkak menjadi Rp 10 miliar,” protes mereka.
Terkait hal ini, Karo Tapem, DR Noldy Tendean menjelaskan bahwa iven IJTI tersebut bersifat internasional dan akan dihadiri oleh 3 ribu peserta.
Sedangkan Ketua IJTI Sulut, Amanda Komaling yang dikonfirmasi terkejut dengan usulan anggaran oleh pemprov untuk iven yang akan digelar 2014 nanti. “Itu proposal konferensi jurnalis televisi internasional di Sulut tahun depan. Namun itu tidak bersifat terikat karena tawaran paket sponsorship juga kita sampaikan ke potensial sponsor lain,” ujar dia. “Semua proposal yangg diajukan kontra prestasi, no worry,” tambah dia.
Ia menjelaskan bahwa yang didukung pemprov nantinya, ada laboratorium broadcast yang merupakan bagian komitmen dari IJTI untuk mempersiapkan diri sebagai jurnalis yang siap menghadapi era konvergensi dan semua harus dihadapi bersama seluruh komponen.
“Laboratorium broadcast juga nantinya akan berfungsi sebagai uji kompetensi jurnalis televisi di Sulut ini akan mendorong komponen seperti Kominfo dan KPI utk memberikan ijin televisi komunitas sebagai komitmen untuk peningkatan kapasitas jurnalis di Sulut yang,” terang wartawan Metro TV itu. (Tim)
Baca juga: