Jalan Antara Buyungon-Ranoiapo (foto beritamanado)
AMURANG — Jalan perbatasan antara kelurahan Ranoiapo-Buyungon komplex Gereja Katolik dikeluhkan. Pasalnya, drainase yang melintas antara dua kelurahan justru ditutup. Akibatnya, kondisi jalan berubah jadi kubangan (kuala kecil, red). Akibatnya, warga yang selalu melewati jalan Provinsi di Amurang semakin parah dan tergenang becek yang juga menjadi sarang penyakit.
Pantauan beritamanado, Kamis (1/9), lubang terparah itu berada di jalan sekitar Gereja Katolik Buyungon-Amurang. Dimana air berasal dari luapan drainase disampingnya yang mengalir ke jalan. Akibatnya, aspal jalan selalu tergenang air berwana kecoklatan setengah badan jalan, aspal pun dibuat berlubang karena kondisi yang belum dibenahi tersebut.
“Lalu tidak separah ini, tetapi karena drainase tidak diperbaiki air mengalir terus ke jalan, akibatnya semakin parah,” kata Marlon Rumagit, warga Kelurahan Ranoiapo yang sering melintas jalan tersebut.
Bahkan, warga sekitar berinisiatif menanam rumput tepat di tengah lubang genangan air tersebut. “Mudah-mudahan kedepan pemerintah memperbaikinya. Sebab mobil yang berpaspasan menjadi setengah mati melintas, sebab yang satu tidak mau lewat di genangan air itu,” ujar Meiske Jacob pengguna jalan lainnya.
Pantauan media ini lagi, selain lubang terparah tersebut, terdapat 15 titik lubang lainnya di sepanjang jalan itu, tepatnya dari perempatan Toko Orlene Pasar Amurang hingga depan pemakaman umum kelurahan Ranoiapo.
Dari 15 lubang, 12 lubang diantaranya berukuran besar dan tiga lainnya berukuran kecil.
Kepala Dinas PU Minsel Joutje Tuerah, ST MSi ketika dikonfirmasi mengatakan, jika usulan dana untuk pemiliharaan disetujui September ini. Maka lubang-lubang tersebut akan ditutup. “Kalau disetujui September ini maka itu akan diperbaiki,” jelas Tuerah.
Tuerah memastikan tidak ada lubang yang mengakibatkan setengah badan jalan tidak bisa dilewati. Tetapi mengenai genangan air memang ada. “Soal genangan air memang ada, dan kami sudah survey untuk penempatan outlet agar airnya mengalir,” imbuhnya.
Ditempat berbeda, Ketua Komisi IV DPRD Sulut, Prof Dr Joppy Paruntu ikut angkat suara soal jalan tersebut. ‘’Itu jalan Provinsi, tetapi Kabupaten bisa juga memperbaikinya. Namun, saya pun akan sampaikan keluhan warga Amurang soal kondisi jalan dimaksud. Namun demikian, sebaiknya ditanya ke Dinas PU Minsel lebih dulu,’’ tegas Paruntu. (ape)