Oleh: DR Armatrong Sompotan
Tondano, BeritaManado.com — Kualitas suatu Perguruan Tinggi ditentukan oleh berbagai faktor, yaitu kepemimpinan yang baik, SDM Perguruan tinggi yang berkualitas dan bertanggung jawab, sarana prasarana yang baik, kurikulum yang sesuai, sistem pembelajaran yang tepat, suasana akademik yang kondusif, pengelolaan keuangan yang sehat dan transparan, pengelolaan unit kerja yang baik, pengelolaan Pangkalan Data yang baik dan benar, mahasiswa yang potensial, lulusan yang berkompetensi, penelitian/pengabdian dan publikasi ilmiah yang banyak dan berkualitas serta sistem penjaminan mutu yang efektif.
Untuk menghasilkan seorang pemimpin yang baik, jenjang karir perlu diterapkan, dimana seorang dosen senior yang berprestasi harus diberi kesempatan dan dosen junior yang belum berprestasi harus terus belajar.
Dosen yang berpengalaman harus turut membimbing yang muda dan dosen muda harus terus belajar meningkatkan kemampuan.
Dosen yang berprestasi harus diberi reward, dosen yang kurang menjalankan tugasnya dengan baik harus diberi binaan dan dosen yang tidak menjalankan tugasnya dengan baik harus diberi sanksi.
Dalam hal ini reward and punishment harus terus digalakkan antara lain terus melaksanakan kegiatan “dosen berprestasi” setiap tahunnya, untuk menghasilkan dosen-dosen yang berprestasi dan memotivasi yang lain.
“SEORANG PEMIMPIN YANG HEBAT ADALAH PEMIMPIN YANG MENGHASILKAN CALON-CALON PEMIMPIN YANG BAIK”.
Untuk menyiapkan sarana dan prasarana kampus yang baik, pemimpin harus mengandalkan peta sarana prasarana sesuai kebutuhan.
Sarana yang menunjang kegiatan akademik mengikuti perkembangan iptek harus dikedepankan dalam penggunaan anggaran.
Prasarana yang ada harus selalu dirawat dan dijaga sedangkan pengembangannya tergantung kebutuhan, sementara sarana prasarana penunjang non akademik tergantung kemampuan dan kebutuhan.
Adapun secara keseluruhan sarana dan prasarana yang ada harus terus dirawat dengan melibatkan seluruh elemen kampus antara lain lewat kegiatan kompetisi sarana prasarana terbaik antar program studi yang diadakan setiap tahun.
Lewat kompetisi tersebut pemimpin bisa tahu persis sarana prasarana program studi mana yang perlu diperhatikan.
“SEORANG PEMIMPIN YANG EFEKTIF ADALAH PEMIMPIN YANG MENGONTROL SISTEM PENGELOLAAN SARANA PRASARANA DENGAN EFEKTIF, EFISIEN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK INVENTARISASI”
Untuk menghasilkan kurikulum yang sesuai, sistem pembelajaran yang tepat, suasana akademik yang kondusif, pemimpin harus jeli mengembangkan kurikulum dengan konsentrasi sesuai perkembangan Ipteks, merangkul metode pembelajaran yang tepat dan membangun suasana akademik yang kondusif.
Pemimpin harus mampu melihat ke depan, mampu melihat cepatnya perkembangan dunia kerja, mampu memanfaatkan perubahan untuk memutahirkan kurikulum secara periodik untuk menyesuaikannya dengan perkembangan Iptek dan kebutuhan pasar.
Pemimpin harus mendukung sistem pembelajaran yang mengembangkan penalaran, pemecahan masalah, penemuan ilmiah dan berbasis teknologi informasi.
Pemimpin harus merancang kegiatan “workshop kurikulum dan model pembelajaran” setiap tahun untuk menghimpun ide-ide dan pemikiran terbaru dosen, mempersiapkan dosen untuk implementasinya sekaligus wujud membangun suasana akademik yang kondusif.
“SEORANG PEMIMPIN YANG VISIONER ADALAH PEMIMPIN YANG MAMPU MELIHAT KE DEPAN, MAMPU MERANGKUL SEMUA ELEMEN UNTUK PERKEMBANGAN DI MASA DEPAN”.
Untuk mewujudkan pengelolaan keuangan yang sehat dan transparan sangat ditentukan kejujuran pribadi pimpinan dan pengelola unit kerja yang baik dan dapat diandalkan.
Pertama pemimpin Universitas harus jujur dan transparan dan yang kedua Pemimpin harus berorientasi pada kemampuan dan kejujuran dalam menentukan pengelola unit kerja sehingga dapat diandalkan.
Untuk itu kegiatan Rakor dan Raker harus selalu dilaksanakan secara periodik.
“PEMIMPIN TELADAN ADALAH PEMIMPIN YANG JUJUR DAN TRANSPARAN”.
Untuk merangkul calon-calon mahasiswa yang potensial, pimpinan program studi harus lebih meningkatkan sosialisasi di sekolah-sekolah dan membuka tempat pendaftaran di sekolah atau tempat umum.
Pimpinan program studi harus lebih memperbanyak event yang berkaitan dengan siswa sekolah untuk menumbuh kembangkan minat.
Untuk meningkatkan penyerapan lulusan di dunia kerja, Pimpinan Prodi harus mensosialisasikan ke pasar mengenai kompetensi lulusan untuk membuka formasi kerja yang bisa mengakomodir para lulusan atau bahkan menjalin kerja sama dengan dunia kerja melalui program magang mahasiswa serta program beasiswa dari badan usaha yang memungkinkan adanya ikatan kerja setelah mahasiswa lulus.
“PERGURUAN TINGGI YANG BERMUTU ADALAH PERGURUAN TINGGI YANG MENGHASILKAN OUTPUT LULUSAN YANG BERMUTU”.
Untuk meningkatkan Penelitian, Pengabdian, Publikasi dan Hak Paten Dosen, Pimpinan dalam hal ini pimpinan lembaga penelitian dan pengabdian masyarakat harus meningkatkan peran dan fungsi lembaga untuk mendorong, memfasilitasi dan memberdayakan dosen dalam melakukan penelitian inovatif serta pengabdian masyarakat yang tepat sasaran.
Pimpinan lembaga memfasilitasi publikasi hasil penelitian ke jurnal atau prosiding ilmiah internasional serta mengupayakan pengurusan hak atas kekayaan intelektual yang dilakukan lembaga, dosen atau mahasiswa.
Untuk mencapai semua itu, Pimpinan Lembaga harus sering melaksanakan kegiatan “Pelatihan Pemanfaatan Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat yang berpotensi paten” dan “Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah untuk Publikasi Jurnal Internasional”.
“PERGURUAN TINGGI YANG BERKUALITAS ADALAH PERGURUAN TINGGI YANG MENGHASILKAN KARYA ILMIAH YANG BERKUALITAS”.
“Pandangan ini adalah untuk UNIMA yang semakin berkualitas. Viva UNIMA,” ungkap DR Armstrong Sompotan.
(***/Frangki Wullur)