Bitung – Aksi mogok dan pemblokiran pintu masuk Terminal Petikemas Kota Bitung oleh puluhan sopir truck container mendapat dukungan dari Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Indonedian Logistic Forwarder Asociaton (ILFA) Kota Bitung.
Menurut salah satu pengurus ALFI/ILFA Kota Bitung, Tonny Yunus, aksi itu dilakukan para sopir karena sudah jenuh dengan seringnya fasilitas bongkar muat container rusak hingga merugikan pengusaha angkutan dan pemilik barang.
“Waktu sosialisasi kenaikan tarif lalu, kami sudah tekankan ke management Terminal Petikemas agar memperhatikan fasilitas bongkar muat, tapi rupanya itu tak digubris,” kata Tonny, Selasa (30/01/2018).
Tonny tak menampik jika alat-alat di Terminal Petikemas sering rusak walaupun pihak management mengklaim sudah ada alat baru.
“Tidak tahu mana alat yang baru dan lama, karena alat yang baru juga sering rusak sama dengan alat lama,” katanya.
Anggota DPRD Kota Bitung ini mengaku pesimis dengan gaung Hup Port apalagi Terminal Petikemas akan mampu mendukung KEK Kota Bitung.
“Saat ini saja sopir hanya mampu dua rate setiap hari karena harus antri sebab alat yang beroperasi terbatas, belum lagi kalau rusak,” katanya.
Ia berharap, pihak management Terminal Petikemas Kota Bitung membenahi fasilitas yang dimiliki agar distribusi barang tak ada kendala.
“Kalau begini terus semua rugi, bukan hanya kami sebagai pengusaha transportasi tapi juga masyarakat karena suplai kebutuhan mengalami hambatan,” katanya.
Sementara itu, aksi mogok dan penutupan pintu masuk Terminal Petikemas Kota Bitung dilakoni para sopir dari Senin (29/01/2018) hingga Selasa siang.
(abinenobm)
Bitung – Aksi mogok dan pemblokiran pintu masuk Terminal Petikemas Kota Bitung oleh puluhan sopir truck container mendapat dukungan dari Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Indonedian Logistic Forwarder Asociaton (ILFA) Kota Bitung.
Menurut salah satu pengurus ALFI/ILFA Kota Bitung, Tonny Yunus, aksi itu dilakukan para sopir karena sudah jenuh dengan seringnya fasilitas bongkar muat container rusak hingga merugikan pengusaha angkutan dan pemilik barang.
“Waktu sosialisasi kenaikan tarif lalu, kami sudah tekankan ke management Terminal Petikemas agar memperhatikan fasilitas bongkar muat, tapi rupanya itu tak digubris,” kata Tonny, Selasa (30/01/2018).
Tonny tak menampik jika alat-alat di Terminal Petikemas sering rusak walaupun pihak management mengklaim sudah ada alat baru.
“Tidak tahu mana alat yang baru dan lama, karena alat yang baru juga sering rusak sama dengan alat lama,” katanya.
Anggota DPRD Kota Bitung ini mengaku pesimis dengan gaung Hup Port apalagi Terminal Petikemas akan mampu mendukung KEK Kota Bitung.
“Saat ini saja sopir hanya mampu dua rate setiap hari karena harus antri sebab alat yang beroperasi terbatas, belum lagi kalau rusak,” katanya.
Ia berharap, pihak management Terminal Petikemas Kota Bitung membenahi fasilitas yang dimiliki agar distribusi barang tak ada kendala.
“Kalau begini terus semua rugi, bukan hanya kami sebagai pengusaha transportasi tapi juga masyarakat karena suplai kebutuhan mengalami hambatan,” katanya.
Sementara itu, aksi mogok dan penutupan pintu masuk Terminal Petikemas Kota Bitung dilakoni para sopir dari Senin (29/01/2018) hingga Selasa siang.
(abinenobm)