Manado – Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Republik Indonesia, Imam Nahrawi memberikan materi active role in society social issues to maintain world peace di acara Global Christian Youth Confrance (GCYC) tahun 2017, dan sekaligus menutup kegiatan tersebut, Selasa (25/4/2017) di Hotel Peninsula Manado.
Menurut Imam Nahrawi, perbedaan atau keberagaman menjadi salah-satu takdir terindah yang dipilihkan Tuhan kepada bangsa Indonesia. Bukan negara sekuler dan bukan pula negara Sslam, tetapi kita adalah negara kesatuan yang secara sadar dirumuskan oleh para pendiri bangsa ini untuk mengembangkan kehidupan beragama dan keagamaan di tengah-tengah keragaman suku bangsa yang kita miliki.
“Ungkapan suku Minahasa yang terkenal menyebutkan ‘sitou timou tumou tou’ yang artinya manusia hidup untuk menghidupkan manusia. Jika didalami maknanya adalah selain memiliki kewajiban mengabdi kepada Tuhan, ia juga wajib memiliki akhlak yang mulia terhadap sesama,” kata Imam Nahrawi.
Lanjutnya, 71 tahun berlalu sejak persatuan Indonesia dirumuskan para pendiri bangsa. Kini di tenggah kondisi dan tantangan global yang ada, kita harus tetap menjadi sebuah negara yang bangga terhadap konstitusinya yang melindungi perbedaan secara tegas kita menolak penganiayaan dan pembungkaman terhadap minoritas, kelompok agama, suku, etnis, gender, kepercayaan dan kelas sosial.
“Kita butuh pendidikan tentang kebhinekaan, pendidikan yang mengajarkan indahnya keberagaman sejak usia dini. Kita wajib mengajarkan anak-anak kita pemahaman untuk bisa menerima perbedaan sebagai kekuatan bukan ancaman,” terang Imam Nahrawi.
Untuk memiliki tradisi tolerans hadapi perbedaan masyarakat juga perlu didorong dengan adanya figur panutan, idola ataupun tokoh masyarakat yang bisa memerikan contoh dan keteladanan tentang bagaimana merawat kebhinekaan Indonesia ini.
“Dalam konteks itulah keberadaan GMKI sebagai salah satu pelopor dukungan dari kalangan intelektual beragama sungguh sangat penting dan strategis dalam menularkan semangat itu,” ujar Imam Nahrawi. (YohanesTumengkol)