Bitung, BeritaManado.com – Upaya Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bitung, Maurits Mantiri-Hengky Honandar mencegah penyebaran COVID-19 rupanya masih terhalang dengan informasi tidak benar atau hoax.
Menurut Wali Kota, hoax masih menjadi kendala utama untuk mengajak masyarakat mengikuti program pencegahan COVID-19, seperti vaksinasi.
“Contohnya, ada informasi yang beredar di kalangan masyarakat soal sudah divaksin tapi di Kota Bitung masih tinggi penyebarannya”
Maurits Mantiri
Untuk itu, dirinya bersama Hengky mengintruksikan kepada seluruh ASN dan THL Pemkot Bitung agar aktif mengawal informasi hoaks di lapangan.
“Contohnya, ada informasi yang beredar di kalangan masyarakat soal sudah divaksin tapi di Kota Bitung masih tinggi penyebarannya,” kata Maurits saat memimpin apel kerja virtual, Selasa (01/03/2022).
Maurits menjelaskan, tolok ukur dari status level penyebaran COVID-19 terdiri dari tiga indikator yakni positive rate, Bed Occupancy Rate (BOR) dan mobility.
Positive rate tinggi kata dia, menandakan mobilitas tinggi yang meningkatan penyebaran COVID-19, varian omicron ini tingkat penyebarannya sangat cepat.
“Di Kota Bitung angka kematiannya rendah, data dari Dinas Kesehatan angka kematian COVID-19 di Kota Bitung dari tahun 2020 adalah 2%, tahun 2021 adalah 2,5% dan tahun 2022 adalah 1.5%,” katanya.
Karena vaksin kata dia, sangat efektif, dengan adanya vaksin apalagi yang sudah vaksin dosis III atau booster, daya infeksi dari virus makin berkurang.
“Vaksin ini sangat bermanfaat buat kekebalan tubuh kita terhadap virus,” katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Pemkot Bitung, dr Piter Lumingkewas, hubungan dari vaksin dan COVID-19 sangat melekat.
COVID-19 adalah proses masuknya virus ke dalam tubuh dan vaksin untuk menangkalnya atau mengeluarkannya.
“Dan untuk informasi capaian vaksin di Kota Bitung sudah mencapai 78%,” kata Pitter.
Kota Bitung zona merah, jelas Pitter karena dinilai dari keterisian rumah sakit BOR.
“Makanya kami ajak masyarakat tetap mentaati protokol kesehatan setiap beraktifitas,” katanya.
(abinenobm)