RATAHAN – Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis minyak tanah di kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra), membuat ibu-ibu kebingungan. Misalnya, di kecamatan Ratahan kelurahan Wawali, ibu Meis Walelang, mengaku
sudah beberapa hari ini sulit mendapatkan minyak tanah, kalaupun ada harganya mencapai Rp8 ribu per liter.
“Ini sangat menyusahkan kami. Bayangkan, harga minyak tanah bisa mencapai Rp8 ribu di pedagang eceran,” ungkapnya, pagi tadi.
Hal senada dikatakan Selvi Kindangen, ibu rumah tangga warga Tombatu Timur desa Esandom, juga mengeluhkan minyak tanah didaerah tersebut harganya lebih gila lagi, bahkan bisa mencapai Rp10 ribu per liternya.
“Sudah semingu ini minyak tanah sangat langkah, jika ada harganya hingga
Rp10 ribu per liter,” tukasnya sambil menambahkan saat ini warga di sekitar
memilih pakai kayu bakar sebagai alternatifnya.
Ditanya beritamanado, kenapa tidak menggunakan LPG, mereka mengaku kuatir karena takut meledak. (har)
RATAHAN – Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis minyak tanah di kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra), membuat ibu-ibu kebingungan. Misalnya, di kecamatan Ratahan kelurahan Wawali, ibu Meis Walelang, mengaku
sudah beberapa hari ini sulit mendapatkan minyak tanah, kalaupun ada harganya mencapai Rp8 ribu per liter.
“Ini sangat menyusahkan kami. Bayangkan, harga minyak tanah bisa mencapai Rp8 ribu di pedagang eceran,” ungkapnya, pagi tadi.
Hal senada dikatakan Selvi Kindangen, ibu rumah tangga warga Tombatu Timur desa Esandom, juga mengeluhkan minyak tanah didaerah tersebut harganya lebih gila lagi, bahkan bisa mencapai Rp10 ribu per liternya.
“Sudah semingu ini minyak tanah sangat langkah, jika ada harganya hingga
Rp10 ribu per liter,” tukasnya sambil menambahkan saat ini warga di sekitar
memilih pakai kayu bakar sebagai alternatifnya.
Ditanya beritamanado, kenapa tidak menggunakan LPG, mereka mengaku kuatir karena takut meledak. (har)