Sitaro, BeritaManado.com — Meski sebagian besar metode kegiatan belajar mengajar dilakukan secara daring, namun tidak membatasi para guru melakukan kunjungan sebagai bentuk sensitivitas dan empati guru kepada siswa.
Hal ini diungkapkan Eka Candra Kahiking Spd, Gr, guru di SMPN 1 Siau Timur (Sitim) Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro.
“Salah satu tujuan saya mengunjungi anak didik di rumah-rumah agar tidak kehilangan sensitivitas dan empati kami sebagai guru,” ujar Kahiking, pada wartawan Jumat (30/10/2020).
Dikatakan Kahiking dengan adanya kunjungan ke rumah anak-anak didik menambah pengalaman baru bagi dirinya sebagai guru.
“Dengan begitu kita bisa melihat secara langsung kondisi atau keadaan siswa, dan masalah-masalah apa saja yang sering dialami siswa sehingga menghambat mereka untuk belajar,” tuturnya.
Bukan itu saja, konsentrasi yang kurang maksimal dalam belajar diakibatkan kurangnya pendampingan bisa menjadi permasalahan lain bagi anak didik.
“Nah komunikasi secara langsung antara kami sebagai guru, orang tua dan siswa sangat dibutuhkan, termasuk lewat kunjungan ini. Tentu ini khusus bagi siswa yang mengikuti belajar lewat daring, karena siswa yang mengikuti belajar secara luring sudah pasti ada tatap muka,” jelasnya.
Menurutnya hal ini mendorong rasa empati guru dan tidak memberikan penilaian secara sepihak terhadap perkembangan belajar setiap anak-anak didik.
“Justru kecenderungan kita akan mencari bahkan memberikan solusi bagi siswa apabila diperhadapkan dengan masalah,” tukasnya.
Dalam kunjungan itu juga, guru yang belum lama ini mendapat penghargaan Anugerah ASN dari KemenPAN-RB itu senantiasa mengingatkan para siswa dan orang tua agar tidak takut dengan covid-19 tapi tetap mengutamakan protokol kesehatan.
“Memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak perlu diperhatikan selama proses kegiatan belajar mengajar baik secara daring maupun luring,’ terang dia.
Adapun wilayah-wilayah yang menjadi kunjungan kerumah-rumah yakni untuk bagian utara sampai di Kampung Buise, bagian selatan mencakup hingga Kampung Biau, serta bagian barat Kelurahan Bebali dusun Baru dan Peliang.
“Durasi kunjungan sekurang-kurangnya 30 menit serta menyesuaikan dengan jumlah siswa, karena mengingat jumlah siswa yang tidak sedikit,” kuncinya.
(Stenly RM Gaghunting)