Manado, BeritaManado.com – Ekonomi Sulawesi Utara (Sulut) terus melejit di bawah komando Gubernur Olly Dondodokamben dan Steven Kandouw.
Kerja cerdas dan semangat gotong-royong menjadi pemicu utamanya.
Catatan Badan Pusat Statistik (BPS) inflasi Sulut per September 2022 berada di angka 3,77 persen.
Semua pergerakkan harga komoditi tidak meroket seperti provinsi lain.
Kabar menggembirakan juga datang dari sektor pengangguran, karena tingkat pengangguran terbuka (TPT) Sulut terus menurun.
Staf Khusus Gubernur Sulut Firasat Mokodompit, menyampaikan apresiasinya.
Menurut Firasat Mokodompit, Olly Dondokambey telah membawa dampak positif di sektor jual-beli masyarakat, meskipun harga bahan bakar minyak mengalami kenaikkan.
Menurut Firasat, Indeks Pembangunan Manusia bumi nyiur melambai juga terus membaik di urutan tujuh nasional.
“Parameternya tentu saja dilihat dari umur panjang dan sehat, pengetahuan serta pendidikan, hingga kehidupan layak rakyatnya,” beber Firasat.
Gerakan ‘mari jo bakobong’ saat pandemi Covid-1 ditambah geliat ekspor langsung ke Jepang, menjadi kebijakan hebat yang diambil Olly Dondokambey.
Selain itu, lanjut dia, penanganan Covid-19 di Sulut yang tertata hebat menjadi indikator membaiknya pertumbuhan ekonomi.
Firasat juga mengacungi jempol gebrakan Olly menghadapi ancaman krisis global 2023.
Kata Firasat, Olly tak henti menyosialisasikan pentingnya menanam dan berkebun demi pemenuhan pangan keluarga.
“Apalagi dengan memanfaatkan lahan kosong. Dan jika dibareng dengan penggunaan bibit padi Supadi 89, maka per hektar bisa hasilkan 10 hingga 11 ton padi,” terangnya.
Dikatakan, arahan Olly terkait pentingnya berkebun, rupanya diimplementasi dengan baik oleh kabupaten/kota.
Ia mencontohkan di Bolaang Mongondow yang mengusung tagline ‘Igay Mononggoba Takin Kolano’.
Firasat berharap upaya itu dibarengi dengan ketersediaan bibit, pupuk dan kebutuhan pertanian lainnya.
“Sehingga kedaulatan pangan di Sulut terwujud,” tandasnya.
Ekonomi Sulut Terus Membaik
Diberitakan sebelumnya, pertumbuhan ekonomi Sulut mencatatkan pencapaian menarik.
Di tengah gelojak pemulihan ekonomi pasca pandemi, Sulut mampu bangkit lebih cepat dan lebih kuat.
Perekonomian Sulut berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku Triwulan III-2022 mencapai Rp39,81 triliun.
Sementara atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp24,38 triliun.
Hal itu diungkapkan BPS Sulut dalam rilis perkembangan terbaru tentang pertumbuhan daerah yang disampaikan Statistisi Ahli Madya BPS Sulut Norma OF Regar SSi MSi, Senin (7/11/2022).
Norma mengungkapkan, ekonomi Sulut pada Triwulan III-2022 mengalami pertumbuhan sebesar 6,62 persen (y-on-y).
“Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai lapangan usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum yang tumbuh 39,66 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen Ekspor Barang dan Jasa yang mengalami pertumbuhan sebesar 33,33 persen,” ungkap Norma.
Akomodasi dan makan minum ini sendiri masuk dalam sektor pariwisata yang memang menjadi andalan Provinsi Sulut.
Sementara, untuk perhitungan q-t-q atau per kuartal sebelumnya, ekonomi Sulawesi Utara Triwulan III-2022 mengalami pertumbuhan sebesar 2,49 persen (q-to-q).
Dari sisi produksi, sebagian besar lapangan usaha tumbuh positif dengan pertumbuhan tertinggi terjadi pada lapangan usaha Pengadaan Listrik, Gas, dan Produksi Es, yakni sebesar 9,67 persen.
Sementara dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen Ekspor Barang dan Jasa yang tumbuh sebesar 17,82 persen.
Sampai dengan triwulan III-2022, ekonomi Sulawesi Utara mengalami pertumbuhan sebesar 5,50 persen jika dihitung secara kumulatif (c-to-c).
Angka pertumbuhan ekonomi Sulut pada Triwulan III-2022 sebesar 6,62 persen (y-on-y) ini ternyata ada di atas angka pertumbuhan ekonomi nasional.
Ekonomi Indonesia triwulan III-2022 terhadap triwulan III-2021 mengalami pertumbuhan sebesar 5,72 persen (y-on-y).
“Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 25,81 persen. Dari sisi pengeluaran, Komponen Ekspor Barang dan Jasa mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 21,64 persen,” kata Norma.
Sementara perekonomian Indonesia pada triwulan III-2022 berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp5.091,2 triliun atau atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp2.976,8 triliun.
(Alfrits Semen)