BeritaManado.com — Hari Holocaust Internasional diperingati Indonesia Holocaust Museum di Tondano Minahasa, Senin (27/1/2025).
Acara ini dihadiri Duta Besar Jerman H.E Ina Lepel dan Duta Besar Kerajaan Spanyol untuk Indonesia H.E Fransisco de Asis Aguilera Aranda.
Peringatan Holocaust Internasional kali ini juga diperingati bersamaan dengan perayaan 80 tahun pembebasan Kamp Auschwitz oleh tentara Soviet.
Selain itu, peringatan Holocaust Internasional sendiri dilaksanakan berdasarkan Resolusi 60/7 yang diadopsi oleh Majelis Umum PBB pada 1 November 2005.
Sebagai informasi, resolusi tersebut menetapkan setiap 27 Januari sebagai Hari Peringatan Holocaust Internasional untuk mengenang para korban Holocaust.
Peringatan ini sekaligus mendesak para Negara Anggota PBB memperingati korban Holocaust serta mendorong pengembangan program pendidikan tentang Holocaust untuk mencegah genosida dimasa depan.
Fransisco de Asis Aguilera Aranda menegaskan jangan sampai terjadi tragedi kemanusiaan seperti Holocaust untuk kelompok manapun.
Sementara Rabbi Yaakov Baruch sebagai pendiri Indonesia Holocaust Museum, memberikan pesan tegas di mana kebencian terhadap ras atau agama apapun adalah suatu hal keliru dan harus dilawan bersama sebelum semuanya terlambat.
Rabbi Yaakov Baruch yang kehilangan lebih dari 30 kerabat keluarga dari neneknya selama Holocaust
juga menambahkan bahwa 80 tahun setelah Holocaust anti semitism atau anti Yahudi masih sering terjadi.
Bahkan, kata dia, semakin menjadi-jadi saat ini di Eropa, Amerika dan wilayah lain.
“Masyarakat dunia bukannya belajar dari Holocaust tapi malah bersikap acuh tak acuh dan bahkan banyak juga yang menyangkal Holocaust. Ini yang sangat disayangkan oleh keluarga korban dan Komunitas Yahudi pada umumnya,” benernya.
Peringatan Holocaust Internasional kali ini sangat spesial karena pihak museum telah membuat sebuah memorial sebagai tempat untuk meletakkan karangan bunga.
Upacara peletakan karangan bunga hari ini diwakili oleh Pemerintah Indonesia, Pemerintah Jerman dan Pemerintah Spanyol.
Pemerintah Indonesia sendiri diwakili oleh Pemerintah Kabupaten Minahasa, Rabbi Yaakov Baruch.
Ia berharap kiranya bisa menjadi agenda tahunan dari Pemerintah Minahasa atau Sulawesi Utara ke depan, sebagai langkah nyata menerapkan resolusi PBB 60/7.
(***/Alfrits Semen)