Manado — Minggu (22/10/2017) malam kemarin, saya bersua dengan seorang turis Tiongkok asal Kota Shenzhen. Namanya Yuer Fong. Seorang pria berusia 38 tahun.
“Anda bisa panggil saya Yuer!” katanya, ramah.
Pertemuan kami terjadi di Manado Restoran Hongkong Cuisine yang berlokasi di kawasan Bahu Mall Manado.
Ada yang menarik dari sosok Yuer, yang sehari-hari mengoperasikan bisnis pribadinya di bidang restoran dan tour operator di Shenzhen.
Dia mengaku sudah tiga kali berwisata ke Manado dengan menggunakan penerbangan langsung dari Shenzhen ke Manado bersama maskapai Lion Air.
“Sekali saya tiba di akhir tahun 2016 dan dua kali di tahun 2017 ini,” katanya.
Apa kesannya tentang Manado?
Ditanya begitu, ayah satu anak ini spontan berujar, “Saya dan banyak orang di Shenzhen suka sekali dengan Manado. Lautnya cantik. Makanan sea food enak-enak dan murah murah harganya. Makanya saya sampai tiga kali ke Manado ini,” katanya sembari tersenyum dengan menggunakan bahasa Inggris yang tak terlalu fasih tapi mudah dimengerti maksudnya.
Diurainya, dia dan istri dan beberapa kawan paling suka menikmati Pulau Bunaken dan Pulau Lihaga.
“Sudah susah menjumpai kecantikan laut seperti itu. Makanya selain menikmati wisata Bunaken dan Lihaga kami akan ikut menjaganya. Biar bisa sering ke sini dan alamnya masih lestari,” kata Yuer.
Khusus tentang kuliner?
Yuer mengaku jatuh cinta setengah mati dengan kuliner Sulut. Dan diapun mengeluarkan pengakuan menarik.
“Sekali makan paket seafood di restoran Manado kesukaan saya, saya bisa habiskan uang dalam rupiah sebanyak Rp 6 juta. Apakah itu mahal? Tidak. Bagi saya itu masih murah. Sungguh, harga makanan di Manado sangatlah murah dan enak. Manado sungguh istimewa,” kata Yuer penuh semangat.
Saking bersemangat dengan kecintaannya terhadap sulut, Yuer mengaku sudah menjadikan daerah ini sebagai agenda berwisata akhir pekan favoritnya.
“Sebab sebelumnya kami suka wisata ke Bali dan Phuket atau Pattaya. Tapi sekarang sudah ada Manado. Jarak terbang hanya tiga jam. Makanan enak. Orang-orang Manado ramah kepada kami!” tegasnya.
So? Pesan dari kisah pertemuan sy ini dgn Yuer adalah:
Perlahan tapi pasti wisatawan asing kian mencintai Sulut. Mereka pun mulai bolak balik (repeater) ke daerah ini.
Bisa dibayangkan, jika dalam sekali penerbangan dari Tiongkok, terdapat 165 turis yang berbelanja hanya kuliner saja seperti Yuer menghabiskan Rp 6juta sekali makan (2x sehari) x 5 hari masa tinggalnya, dikalikan dengan 165 orang? x kan total seminggu jumlah turis yang tiba di Manado?
Berapa banyak duit Yuan maupun Dollar yang mengalir ke sulut, hanya dari kuliner?
Menurut data di Satgas Pariwisata Sulut, seminggu terdapat 10 penerbangan langsung Lion Air Tiongkok-Manado dan 4 x Silk Air Singapore-Manado. Rata-rata per penerbangan jumlah turis tiba sebanyak 165 orang per flight.
Ayo terus topang kemajuan pariwisata Sulut Hebat yg dimotori Gubernur Olly Dondokambey dan Wagub Steven Kandouw!
Sebab outcome dari keberhasilan pariwisata adalah menciptakan peluang bisnis dan lapangan kerja bagi torang semua, masyarakat Sulut!
Tuhan memberkati
Sulawesi Utara !!!
Dino Gobel